Puncak Arus Mudik Lebaran Berpotensi Maju Jadi 22-27 Maret 2025
Puncak arus mudik Lebaran 2025 berpotensi lebih cepat dari perkiraan tanggal sebelumnya. Kenapa?
IDXChannel - Puncak arus mudik Lebaran 2025 berpotensi lebih cepat dari perkiraan tanggal sebelumnya. Hal ini menyusul adanya faktor dari kebijakan baru yang diterapkan pemerintah.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryo Nugroho mengatakan, puncak arus mudik Lebaran 2025 sebelumnya telah diprediksi terjadi pada 28-30 Maret 2025.
"Namun dimungkinkan ada pergeseran arus mudik menjadi 22-27 Maret 2025," kata Agus, Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Faktor penyebab potensi majunya puncak arus mudik ini karena ada kebijakan pemerintah yang mengatur fleksibilitas kerja bagi aparatur sipil negara (ASN), yakni Work From Anywhere (WFA), Work From Office (WFO), dan Work From Home (WFH).
Kebijakan pemerintah untuk ASN ini dibarengi dengan kebijakan belajar mandiri dari 21-27 Maret 2025 yang memungkinkan terjadinya pergeseran arus mudik.
Titik Rawan Macet Mudik 2025
Di sisi lain, Korlantas juga telah mengidentifikasi adanya empat titik yang berpotensi terjadi kerawanan di mudik tahun ini, yaitu di jalur tol, jalur arteri, pelabuhan penyeberangan dan lokasi wisata.
Identifikasi titik kerawanan ini dilakukan setelah Korlantas melakukan survei jalur untuk mengidentifikasi pelaksanaan mudik tahun ini.
“Kalau ditanya kesiapan dalam pelaksanaan mudik, kami siap melaksanakan mudik 2025 dan sudah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjamin mudik tahun ini berjalan aman, nyaman dan selamat,” ujarnya.
Agus mengungkapkan, mudik lebaran tahun ini, diperkirakan ada peningkatan volume kendaraan, termasuk di rest area pada ruas jalur tol maupun arteri menuju Jawa, Bali, dan Sumatera. Untuk mengurai kemacetan di rest area, Korlantas akan melakukan beberapa upaya.
“Kami akan membuat buka tutup rest area. Jika kondisi rest area penuh, maka kami akan menutup akses masuk ke rest area. Kami mengharapkan masyarakat meminimalisir berhenti di bahu jalan tol demi keselamatan bersama,” tutur Agus.
Untuk mengatasi kemacetan karena kepadatan volume kendaraan, akan dilakukan penambahan kapasitas jalur. Misalnya di tol Cipali dari KM 72 sampai KM 110 yang semula dua jalur menjadi tiga jalur pada puncak periode arus balik mudik 2025.
Penambahan jalur ini berpotensi akses ke Gerbang Tol Cikatama menjadi lebih cepat, sehingga dilakukan pengalihan kendaraan via Cisumdawu apabila terjadi kepadatan menjelang GT Cikatama.
Pelabuhan penyebrangan juga berpotensi terjadinya kemacetan saat mudik, terutama di penyebrangan Bakauheni-Merak. Upaya minimalisir dilakukan dengan hanya menerapkan hanya satu harga tiket, yakni hanya tiket reguler saja.
Selain itu, kendaraan bermotor juga dialihkan ke akses jalur lain menuju penyeberangan untuk meminimalisir terjadinya kepadatan.
Tak hanya itu, kata Agus, tempat wisata yang juga kerap terjadi kepadatan diupayakan adanya skenario pengalihan arus lalu lintas.
"Kawasan seperti Puncak saat libur saja sudah selalu terjadi kepadatan. Apalagi saat lebaran. Kami sudah melakukan skenario misalnya adanya jalur one way. Tapi ini tergantung volume kepadatan kendaraan,” ujar Agus.
(Fiki Ariyanti)