News

Ray Dalio Dikabarkan Mundur dari Jabatan Penasihat Danantara

Aldo Fernando 28/05/2025 10:09 WIB

Investor kenamaan Ray Dalio dikabarkan batal bergabung sebagai penasihat sovereign wealth fund (SWF) Indonesia, Danantara.

Ray Dalio Dikabarkan Mundur dari Jabatan Penasihat Danantara. (Foto: AP)

IDXChannel - Investor kenamaan Ray Dalio dikabarkan batal bergabung sebagai penasihat sovereign wealth fund (SWF) Indonesia, Danantara, hanya dua bulan setelah pengumuman resmi keterlibatannya.

Sumber Bloomberg mengetahui masalah ini menyebutkan, dikutip pada Rabu (28/5/2025), pendiri perusahaan manajemen investasi asal Amerika Serikat (AS) Bridgewater Associates itu memilih untuk tidak masuk dalam dewan penasihat Danantara, meski pihak Danantara sempat mengumumkan penunjukan Dalio bersama empat tokoh bisnis dan politik terkemuka pada Maret lalu. Alasan keputusan ini belum diketahui secara jelas.

Danantara, yang masih baru diluncurkan ini, bertugas mengelola perusahaan-perusahaan milik negara sekaligus mengelola dividen miliaran USD yang dihasilkan. Namun, isu transparansi dan ketidakjelasan arah strategi kerap membayangi, sehingga menimbulkan gejolak di pasar keuangan nasional.

Dalam presentasi kepada para eksekutif asing di Jakarta pada Mei lalu, Danantara menampilkan empat anggota dewan penasihat tanpa menyebut nama Dalio. Mereka adalah ekonom Jeffrey Sachs, mantan manajer dana Chapman Taylor, eks perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra, serta mantan kepala Asia Credit Suisse Helman Sitohang.

Dalio, yang juga dikenal lewat bukunya Principles, enggan memberikan komentar melalui juru bicaranya. Sementara itu, Chapman Taylor mengonfirmasi keterlibatannya lewat profil LinkedIn, dan Jeffrey Sachs menyatakan ia berperan sebagai penasihat secara pro bono tanpa menerima kompensasi. Helman Sitohang dan Thaksin Shinawatra belum memberikan tanggapan.

Juru bicara Danantara, Kania Sutisnawinata, mengatakan dalam email kepada Bloomberg bahwa pihaknya masih dalam tahap finalisasi program dan penyusunan rencana bisnis. Dia tidak menanggapi status Dalio maupun alasan namanya tidak tercantum dalam presentasi tersebut.

Danantara, yang diluncurkan pada Februari lalu, menjadi kendaraan utama Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029. Lembaga ini akan mengelola seluruh saham perusahaan negara dan menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh ke berbagai proyek komersial.

Dalam jangka panjang, Danantara diproyeksikan mengelola aset senilai lebih dari USD900 miliar. Pemerintah bahkan menyebutnya sebagai versi Indonesia dari Temasek, lembaga investasi milik Singapura.

Pada tahap awal, Danantara akan mengalokasikan dana sebesar USD20 miliar untuk sejumlah sektor strategis, termasuk hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan kecerdasan buatan (AI), serta ketahanan energi dan pangan. (Aldo Fernando)

SHARE