Retno Marsudi Tak Mundur dari Kabinet, Kemenlu: Kerja Diplomasi Tak Boleh Berhenti
Kemenlu mengatakan kerja diplomasi Indonesia tidak bisa berhenti. Sehingga Menlu Retno Marsudi memutuskan tidak mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
IDXChannel - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI kembali menegaskan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, mundur dari kabinet Indonesia maju seperti isu yang santer belakangan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Jubir Kemlu RI), Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan kerja diplomasi dan politik luar negeri Indonesia tidak pernah berhenti walau berada di tahun politik.
"Walaupun di tahun politik, kerja diplomasi dan politik luar negeri Indonesia tidak boleh turun dan tidak boleh berhenti," kata Iqbal kepada wartawan di Kantor Kemlu RI, Jakarta Senin (5/2) lalu.
Dia pun berharap pernyataan tersebut bisa menjawab berbagai spekulasi terkait menlu yang beredar akhir-akhir ini. “Komitmen Menlu dan Kemlu jelas bahwa kita akan terus bekerja sebaik mungkin untuk Indonesia," sambungnya.
Dia menjabarkan sejumlah jadwal kunjungan Menlu dalam dua pekan terakhir. Pertama, kunjungan ke Laos dalam rangka menghadiri pertemuan Retreat para Menlu Asean, dan menjadi pertemuan Menlu ASEAN pertama di bawah keketuaan Laos.
"Memang beliau harus hadir di situ mau tidak mau harus hadir sebagai mantan ketua ASEAN dan menghadiri pertemuan ASEAN yang pertama di situ," katanya.
Kedua, Menlu Retno melakukan kunjungan bilateral ke Belanda yang membahas kerja sama kelapa sawit, aplikasi keanggotaan Indonesia di OECD dan isu Gaza, Palestina.
Dari Belanda, Menlu menuju ke Brussel untuk menghadiri dua pertemuan tingkat menteri ketiga mengenai Indo Pasifik. Lalu dilanjutkan pertemuan Menlu dengan UNRWA dan Uni Eropa.
"Sebagian besar negara donor utama UNRWA itu adalah negara-negara Uni Eropa jadi dalam pertemuan dengan Uni Eropa Menlu menyampaikan himbauan agar negara-negara tersebut tidak menghentikan dukungan finansial bagi UNRWA. Itu akan memperparah situasi kemanusiaan di Gaza," ucapnya.
Adapun kegiatan Menlu dalam beberapa pekan ke depan yakni pada tanggal 18-19 Februari 2024 Menlu akan memenuhi undangan Sekjen PBB dalam pertemuan mengenai Afghanistan di Doha.
Dari Doha Menlu akan bergerak ke Rio Dejeneiro untuk menghadiri pertemuan para Menlu G20, di bawah keketuaan Brazil pada tanggal 20 dan 21 Februari 2024 mendatang.
Lalu pada tanggal 22-23 Februari, Menlu dijadwalkan akan melakukan Oral Statement di mahkamah internasional atau ICJ Den Haag mengenai Palestina.
"Intinya permintaan tersebut adalah permintaan advisory opinion, jadi permintaan nasehat dan saran dari Mahkamah Internasional mengenai konsekuensi dan legal status dari pendudukan Israel atas Palestina," katanya.
Kemudian dari Den Hagg, Retno dijadwalkan berangkat ke Jenewa untuk menghadiri pertemuan Dewan HAM.
"Sebagaimana teman-teman ketahui dan kita tahun lalu baru terpilih sebagai anggota Dewan HAM sehingga secara rutin sekarang Indonesia akan menghadiri pertemuan anggota dewan HAM yang mulai tahun yang akan berlangsung sampai dengan tahun 2026,"kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa waktu atau tanggal pertemuan yang tersebut bukan ditentukan oleh Indonesia. Tetapi sudah dirancang dan disepakati jauh-jauh hari sebelumnya bahkan beberapa sudah ditetapkan dari tahun sebelumnya terutama yang terkait dengan ASEAN dan PBB.
"Di tengah dunia yang sedang penuh tantangan ini Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi tercapainya perdamaian dunia. Diplomasi Indonesia akan terus diperkuat baik untuk memperjuangkan kepentingan nasional maupun untuk kontribusi dalam berbagai isu," pungkasnya.
(FRI)