Revitalisasi Tambak Pantura Bisa Bawa Ikan RI Tembus Pasar Global
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis revitalisasi tambak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat dapat meningkatkan produksi.
IDXChannel - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis revitalisasi tambak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat dapat meningkatkan produksi ikan tilapia atau nila nasional. Proyek ini juga diharapkan memperkuat keberadaan produk ikan Indonesia di pasar internasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP TB Haeru Rahayu menyampaikan, tambak-tambak di wilayah Pantura yang telah lama terbengkalai akan disulap menjadi kawasan budi daya modern dan terintegrasi. Program ini ditargetkan menjadi motor penggerak budidaya tilapia berkelanjutan.
“Kita ingin tilapia Indonesia hadir di pasar global bukan hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas. Oleh karena itu, aspek keberlanjutan, keamanan pangan, hingga branding akan terus kita dorong bersama seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).
Menurut Dirjen Haeru, terdapat sekitar 78.550 hektare tambak idle lebih dari 30 tahun yang masih dikelola secara tradisional tanpa tandon dan IPAL, dengan produktivitas rendah (rata-rata 0,6 ton/ha/tahun).
Melalui revitalisasi, KKP menargetkan pengelolaan 20.000 hektare tambak modern dengan konsep integrasi dan keberlanjutan, mencakup pembangunan tandon, IPAL, rekonstruksi kolam, penggunaan benih unggul, pakan berkualitas, serta pemanfaatan teknologi terkini.
Direktur Ikan Air Laut KKP Ikhsan Kamil menambahkan , rogram revitalisasi akan berfokus pada Budi Daya Terintegrasi (Integrated Tilapia Farming) yaitu hulu – on farm – hilir dalam satu ekosistem yang terintegrasi, berkolaborasi dengan private sektor, pemerintah daerah, masyarakat dan industri pendukung.
Setiap kabupaten akan dikembangkan melalui sistem kluster budidaya modern dan mandiri yang dilengkapi dengan dengan industri hulu dan hilir seperti hatchery untuk penyediaan benih unggul, pabrik pakan, pabrik pengolahan, cold chain facilities, dan industri lain.
Industri yang akan tumbuh dari kegiatan revitalisasi ini berupa penyediaan induk, sarana budidaya seperti plastik HDPE, kincir, pompa, pakan, obat-obatan, hingga dukungan industri hilir untuk memperluas pasar ekspor maupun memperkuat konsumsi domestik.
Program revitalisasi ini juga menerapkan manajemen berbasis teknologi yang terkini, seperti silo autofeeder, wave-breaker, hingga root blower. Tahapan budidaya dilakukan mulai dari pendederan awal (0,2–5 gr), pendederan akhir (5–100 gr), hingga pembesaran (100–1.000 gr).
Revitalisasi dengan komoditas nila salin ini berorientasi pada produksi tilapia premium berstandar ekspor, dengan ukuran panen 1 kg per ekor, guna memenuhi kebutuhan pasar global.
Untuk diketahui, revitalisasi tambak ikan di Pantura Jawa Barat ini dilaksanakan pada areal yang skema pengelolaannya berupa Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan (KHKP) sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 274 Tahun 2025, dengan total luas 20.413,25 hektare yang tersebar di 4 kabupaten di Jawa Barat yaitu di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. (Wahyu Dwi Anggoro)