News

Rizal Ramli Meninggal Dunia, Intip Sepak Terjangnya di Sektor Ekonomi

Suparjo Ramalan 02/01/2024 21:54 WIB

Eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Pakar Ekonomi, Rizal Ramli, tutup usia di RSCM Jakarta pada Selasa (2/1/2024) malam.

Rizal Ramli Meninggal Dunia, Intip Sepak Terjangnya di Sektor Ekonomi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Pakar Ekonomi, Rizal Ramli, tutup usia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta pada Selasa (2/1/2024) malam. 

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, 

Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo," tulis keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia pada Selasa (2/1/2024) malam.

Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 10 Desember 1954. Dia merupakan mantan aktivis mahasiswa yang menjadi pakar ekonomi Indonesia. 

Dia tercatat menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Boston University, Amerika. Setelah lulus, Rizal mengawali kariernya dengan mendirikan ECONIT Advisory Group dengan teman-teman ekonomnya, seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman dan M.S Zulkarnaen.

Pada 2000 lalu, Presiden Abdurrahman Wahid menunjuk Rizal Ramli sebagai kepala Bulog (Badan Urusan Logistik). Namun, dia hanya memimpin selama 15 bulan.

Kemudian, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Agustus 2000 menggantikan Kwik Kian Gie. Namun, pada 12 Juni 2001, Gus Dur menggeser posisi Rizal Ramli menjadi Menteri Keuangan.

Rizal Ramli tercatat hanya menjabat sebentar sebagai Menkeu. Posisinya pun digantikan oleh Budiono pada Agustus 2001, karena ada pergantian pemimpin dari Abdurrahman Wahid ke Megawati.

Meski begitu, Rizal Ramli kembali dipercaya untuk masuk kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Dirinya didapuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Saat itu, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013. Alasannya karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia.

(FRI)

SHARE