Rusia Berencana Batasi Ekspor Nikel
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta jajarannya untuk mempelajari apakah masuk akal untuk membatasi ekspor.
IDXChannel - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta jajarannya untuk mempelajari apakah masuk akal untuk membatasi ekspor beberapa komoditas seperti nikel, titanium, dan uranium sebagai aksi balasan atas sanksi Barat.
"Rusia adalah pemimpin dalam cadangan bahan baku strategis seperti uranium, titanium, nikel," kata Putin dalam rapat kabinet yang disiarkan stasiun televisi pemerintah, dilansir dari Bloomberg pada Kamis (12/9/2024).
"Pembatasan seperti itu seharusnya tidak merugikan Rusia," katanya.
AS dan Uni Eropa telah memberlakukan berbagai sanksi terhadap ekonomi Rusia, termasuk pada sejumlah perusahaan logam dan pertambangan, sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada 2022.
"Saya tidak mengatakan bahwa ini perlu dilakukan segera, tetapi kita dapat mulai mempertimbangkan pembatasan pada pasokan ke pasar luar negeri, tidak hanya untuk sejumlah komoditas yang saya sebutkan tadi, tetapi juga beberapa produk lainnya," kata Putin.
MMC Norilsk Nickel PJSC asal Rusia, yang tidak dikenai sanksi Barat, adalah produsen nikel olahan terbesar di dunia. VSMPO-Avisma PJSC adalah salah satu produsen titanium terbesar.
Negara ini juga merupakan pengekspor bahan bakar dan teknologi nuklir terbesar di dunia. Raksasa nuklir Rusia, Rosatom Corp, mengendalikan hampir setengah dari kapasitas pengayaan global yang dibutuhkan untuk mengubah bijih uranium menjadi bahan bakar nuklir.
Layanan pers Norilsk Nickel dan Rosatom menolak mengomentari pernyataan Putin. VSMPO-Avisma tidak segera membalas permintaan komentar.
Rusia mengekspor sebagian besar produksi nikel, titanium, dan uraniumnya.
Harga nikel di Bursa Logam London (LME) melonjak menyusul pernyataan Putin, naik sebanyak 2,6 persen. (Wahyu Dwi Anggoro)