News

Sebentar Lagi Festival Pacu Jalur 2025, Wapres Gibran Dijadwalkan Ikut Nonton

Kurnia Nadya 17/08/2025 15:05 WIB

Festival ini akan dihadiri pejabat negara, perwakilan duta besar dari (sekitar) 16 negara. Wapres Gibran Rakabuming juga dijadwalkan untuk hadir.

Sebentar Lagi Festival Pacu Jalur 2025, Wapres Gibran Dijadwalkan Ikut Nonton. (Foto: Kemenparekraf)

IDXChannel—Wakil Presiden Gibran Rakabuming dijadwalkan untuk menghadiri Festival Pacu Jalur 2025 di Tepian Narosa, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Acara tahunan ini akan digelar pada 20-24 Agustus mendatang. 

Pacu Jalur adalah perlombaan tradisional mendayung perahu kayu yang sempat viral berkat bocah ‘aura farming’ di media sosial. Sejak 2014, Kemendikbudristek mengakui dan menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Nasional Takbenda dari Kuantan Singingi.

Melansir laman resmi Media Center Pemprov Riau (17/8/2025), Gubernur Riau Abdul Wahid mengatakan festival ini akan dihadiri pejabat negara, perwakilan duta besar dari (sekitar) 16 negara. Wapres Gibran Rakabuming juga dijadwalkan untuk hadir. 

“Pak Wapres hadir, sementara Pak Presiden masih kami tunggu konfirmasinya,” tutur Abdul Wahid, dikutip dari Media Center Pemprov Riau. 

Persiapan sarana dan prasarana festival ini telah rampung, rangkaian kegiatan siap digelar sesuai rencana. Adapun kendala yang sempat muncul pada masa persiapan telah diatasi. 

Pemprov Riau menyiapkan tribun penonton, rest area di sejumlah titik strategis agar para wisatawan bisa beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju lokasi, pengamanan lokasi, dan sebagainya. 

Wapres Gibran Dijadwalkan Nonton Pacu Jalur 2025, Ini Sejarahnya 

Sejarah Pacu Jalur dimulai sejak abad ke-17. Namun jauh sebelum Pacu Jalur menjadi perlombaan, masyarakat setempat jalur adalah perahu kayu yang digunakan warga desa di Rantau Kuantan sebagai alat transportasi utama. 

Melansir laman resmi Pemkab Kuantan Singingi (17/8/2025), pada masa itu jalur dan transportasi darat belum berkembang, sehingga jalur menjadi alat angkutan esensial bagi penduduk desa untuk mengangkut hasil bumi dan orang. 

Perahu kayu ini mampu mengangkut 40-60 orang. Oleh sebab itu dalam perlombaan, Anda melihat banyak pendayung menaiki satu kapal. Kemudian warga mulai mengukir kapal-kapalnya dengan ukiran gambar binatang, dan menambah banyak perlengkapan. 

Misalnya tali-temali, selendang, tiang tengah atau gulang-gulang, dan lambai-lambai atau tempat juru mudi berdiri. Perubahan ini adalah awal mula perkembangan fungsi jalur, dari semula hanya moda transportasi, menjadi identitas sosial. 

Pasca perubahan ini, jalur berhias hanya digunakan oleh penguasa wilayah, kaum bangsawan, dan para datuk. Ratusan tahun kemudian, penduduk mulai menggelar lomba adu kecepatan antar jalur, inilah yang kemudian disebut dengan Pacu Jalur. 

Perlombaan Pacu Jalur juga mengalami beberapa pergeseran. Dulunya Pacu Jalur digelar di perkampungan sepanjang Sungai Kuantan untuk merayakan hari besar Islam. Pada masa penjajan Belanda, Pacu Jalur diadakan untuk perayaan adat, kenduri, dan peringatan ulang tahun ratu Belanda.

Kemudian setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Perlombaan ini bisa diikuti ratusan jalur, dengan satu kapal dinaiki 45-60 pendayung atau anak pacu.

Itulah informasi singkat tentang Pacu Jalur dan Wapres Gibran yang dijadwalkan hadir untuk ikut menonton perlombaan mendayung tersebut. 

(Nadya Kurnia)

SHARE