Sedikitnya 3.700 Orang Tewas akibat Perubahan Iklim di Seluruh Dunia 2024
Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menyebabkan kematian ribuan orang sepanjang 2024.
IDXChannel – Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menyebabkan kematian ribuan orang sepanjang 2024. Sementara jumlah hari dengan suhu sangat panas di seluruh dunia mencapai 41 hari pada tahun ini.
Hal itu terungkap lewat laporan bersama World Weather Attribution (WWA) dan Climate Central. Menurut laporan tersebut, suhu tinggi yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia telah menyebabkan gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, badai dan banjir di seluruh dunia pada 2024.
"Perubahan iklim menyebabkan kematian sedikitnya 3.700 orang dan jutaan orang mengungsi akibat 26 peristiwa cuaca yang kami pelajari pada 2024. Secara global, perubahan iklim menambah rata-rata 41 hari tambahan panas berbahaya pada 2024 yang mengancam kesehatan masyarakat," bunyi laporan yang dirilis pada Jumat (27/12/2024) itu.
WWA dan Climate Central yakin, jumlah yang sebenarnya korban tewas akibat kondisi cuaca ekstrem tahun ini bisa mencapai puluhan atau ratusan ribu jiwa. Sebab, laporan mereka hanya membahas sejumlah kecil peristiwa cuaca yang paling berdampak.
Sebagian besar negara yang mengalami jumlah hari panas berbahaya tertinggi adalah negara-negara kepulauan kecil dan negara-negara berkembang.
Selain itu, suhu global yang memecahkan rekor pada 2024 telah mengakibatkan hujan lebat yang memecahkan rekor. Sebanyak 15 dari 16 banjir yang diteliti dalam laporan tersebut disebabkan oleh curah hujan yang meningkat akibat perubahan iklim.
Pada saat yang sama, hutan hujan Amazon dan Lahan Basah Pantanal di Amerika Selatan dilanda kekeringan dan kebakaran hutan yang parah. Kondisi itu menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dalam jumlah besar.
WWA dan Climate Central menyerukan peralihan yang lebih cepat dari bahan bakar fosil, lebih banyak pendanaan untuk negara-negara berkembang, pelaporan kematian akibat panas secara langsung, dan peningkatan peringatan dini terhadap peristiwa cuaca ekstrem untuk mengurangi jumlah korban di masa mendatang.
Pada Oktober lalu, WWA mengatakan bahwa lebih dari 500.000 orang meninggal di seluruh dunia akibat bencana alam paling mematikan selama 20 tahun terakhir. Organisasi itu juga menyebutkan jumlah kematian yang tinggi ini antara lain dipicu oleh perubahan iklim.
(Ahmad Islamy Jamil)