News

Simak Gejala dan Cara Mencegah Flu Unta yang Terdeteksi di Piala Dunia 2022

Febrina Ratna 16/12/2022 18:35 WIB

Empat pemain Prancis diduga terpapar flu unta. Isu mengenai flu unta memang menjadi kekhawatiran bagi negara peserta piala dunia.

Simak Gejala dan Cara Mencegah Flu Unta yang Terdeteksi di Piala Dunia 2022. (Foto: Ilustrasi flu unta/MNC Media)

IDXChannelPiala Dunia Qatar bakal mencapai puncaknya pada akhir pekan ini dengan pertandingan final antara Argentina vs Prancis. Namun, perhelatan empat tahun sekali itu harus diwarnai kekhawatiran terhadap flu unta atau MERS.

Terlebih lagi empat pemain Prancis diduga mengalami penyakit tersebut. Isu mengenai flu unta memang menjadi kekhawatiran bagi negara peserta piala dunia.

Salah satunya Inggris yang mewanti-wanti warga negaranya yang kembali dari Qatar setelah menonton Piala Dunia. Pemerintah Inggris menyarankan agar penggemar bola yang kembali dari Qatar untuk mewaspadai tanda-tanda flu unta.

Lantas apa itu flu unta dan apa gejalanya? Inilah yang perlu diperhatikan:

Dikutip dari NationNews, Selasa (13/12/2022) Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau biasa dikenal flu unta (MERS)  merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh corona virus di Timur Tengah (MERS‐CoV).

Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2012 di Arab Saudi. Adapun corona virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan akut parah (SARS) dan Covid-19.

MERS tergolong virus zoonosis yang berarti bisa menular antara hewan dan manusia. Ini telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan infeksi manusia pada unta dromedaris di beberapa negara Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan.

Berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional (2005), terdapat 27 negara anggota telah melaporkan kasus virus MERS kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu  Aljazair, Austria, Bahrain, China, Mesir, Prancis, Jerman, Yunani, Iran, Italia, Yordania, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Belanda, Oman, Filipina, Qatar, Korea Selatan, Arab Saudi, Thailand, Tunisia,  Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, dan Yaman.

Sejauh ini, virus MERS sangat mungkin menular dari manusia ke manusia karena kontak dekat dan dalam fasilitas kesehatan. Di luar fasilitas kesehatan penularan tetap terjadi namun dengan jumlah yang lebih sedikit.

Menurut WHO Sekitar 80% orang yang terinfeksi dan telah dilaporkan oleh pemerintah Arab Saudi, sebagian besar terjangkit setelah kontak langsung atau tidak langsung dengan Unta Dromedaris yang terinfeksi atau individu yang terinfeksi di fasilitas pelayanan kesehatan.

Kasus yang diidentifikasi di luar Timur Tengah biasanya adalah individu yang telah terinfeksi di Timur Tengah kemudian melakukan perjalanan ke daerah di luar wilayah negara-negara Timur Tengah. Sejumlah wabah telah terjadi di luar Timur Tengah hingga saat ini.

Apa saja gejalanya?

Biasanya orang yang terjangkit Virus MERS akan mengalami:

Meskipun jarang ditemukan, tapi Pneumonia juga menjadi gejala seseorang terjangkit MERS. Selain itu, diare juga dilaporkan terjadi pada mereka yang positif MERS.

Penyakit parah dapat menyebabkan kegagalan pernapasan yang membutuhkan ventilasi mekanis atau dukungan di unit perawatan intensif.

Beberapa orang yang terdampak sangat parah akan membutuhkan ventilator atau alat bantu pernapasan serta perawatan intensif. WHO melaporkan jika lansia, orang dengan kekebalan tubuh lemah, dan mereka dan mereka yang memiliki penyakit kronis seperti penyakit ginjal, kanker, penyakit paru-paru kronis, hipertensi, penyakit kardiovaskular dan diabetes akan mengalami dampak yang lebih parah.

 

Bisakah MERS dicegah dan bagaimana cara mengobatinya?

Hingga saat ini belum ada vaksin atau obat-obatan untuk virus MERS. Cara terbaik untuk mengobati pasien adalah dengan perawatan intensif.

Siapa pun yang mengunjungi peternakan, pasar, lumbung, atau tempat lain di mana unta dromedaris dan hewan lain hadir harus lebih memperhatikan kebersihan sebagai tindakan pencegahan.

Termasuk mencuci tangan secara teratur sebelum dan sesudah menyentuh hewan dan menghindari kontak dengan hewan yang sakit.

Penulis: Ahmad Fajar

(FRI)

SHARE