Stasiun Karet Bakal Ditutup, Aspeka Sebut Bisa Rugikan Masyarakat
Ketua Harian Aspeka, Alfred Sitorus menyebut penutupan Stasiun Karet akan berdampak pada kemacetan lalu lintas dan pemborosan BBM.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berencana menutup Stasiun Karet dalam waktu dekat. Keputusan ini disebut Asosiasi Pengguna Kereta Api (Aspeka) akan merugikan masyarakat.
Ketua Harian Aspeka, Alfred Sitorus menyebut penutupan Stasiun Karet akan berdampak pada kemacetan lalu lintas dan pemborosan BBM. Di sisi lain juga memaksa masyarakat merogoh kocek lebih untuk transportasi.
"Saya khawatirnya yang tadinya orang turun di Stasiun Karet itu tidak mengeluarkan biaya apapun karena mereka bisa berjalan kaki, nantinya harus mengeluarkan biaya ekstra lagi untuk menggunakan ojek online," kata Alfred, Jumat (17/1/2025).
Alfred sendiri mengaku menolak keras rencana penutupan Stasiun Karet seperti yang disampaikan Menteri Erick Thohir. Ia juga menuntut agar pemerintah terlebih dahulu melakukan kajian terkait dengan rencana penutupan.
Ia juga menyayangkan kenapa pemerintah justru akan mengoptimalkan Stasiun BNI City, alih-alih Stasiun Karet. Padahal Stasiun Karet sendiri telah lebih lama berdiri dan hingga kini belum tampak pembangunannya.
"Kami dari asosiasi penumpang kereta menolak rencana itu, karena belum ada kajian yang mendasar terkait dengan rencana penutupan," kata Alfred.
"Stasiun BNI City ini kan sebenarnya relatif masih sangat baru, jadi harusnya Stasiun Karet itu lebih awal dibangun. Namun, dalam perjalanannya kita tidak melihat bahwa adanya pembangunan yang signifikan di Stasiun Karet," ujarnya.
Alfred menjelaskan mutlak bagi infrastruktur seperti stasiun baik kuantitas dan kualitasnya harus ditingkatkan dan tidak boleh diturunkan. Rencana penutupan Stasiun Karet menurutnya akan menurunkan jumlah penumpang.
"Kami berharap Kemenhub bisa membuka ruang diskusi dulu dengan publiknya yang banyak. Supaya kita sama-sama membahas ini. Karena kalau hanya pemerintah yang membahas fasilitas publik, apakah cuma orang pemerintah saja yang memanfaatkan ini," tutur dia.
(kunthi fahmar sandy)