Sulawesi Selatan Bersiap Bangun Industri Pengolahan Sagu
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Sulawesi Selatan saat ini tengah bersiap untuk membangun industri sagu.
IDXChannel - Upaya diversifikasi pangan terus dilakukan, beberapa langkah yang sudah mulai dilakukan adalah mengoptimalkan pengolahan sumber pangan unggulannya. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Sulawesi Selatan saat ini tengah bersiap untuk membangun industri sagu.
"Pontensi sagu nasional dan khususnya di Sulsel perlu kita intervensi dengan beberapa strategi khusus, sehingga pengembangan sagu dari hulu ke hilir benar-benar terbangun untuk mendukung kemandirian pangan. Dan di Sulsel, kita akan bangun industri pengolahan sagu dengan melibatkan perguruan tinggi dan pelaku usaha," ujar Andi Nur Alam dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (21/10/2022).
Langkah ini dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan. Ia mencatat potensi pengembangan sagu sangat besar karena hingga saat ini tercatat areal sagu nasional 5,5 juta hektar dan areal yang termanfaatkan atau areal budidaya baru sekitar 3,5 persen atau 200,85 ribu hektar, bahkan ekspor sagu nasional 2021 mencapai 13.190 ton, nilainya USD 2,47 juta.
Ia mengatakan, dampak perubahan iklim ekstrim dan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina menyebabkan pasokan pangan bermasalah. Maka dari itu perlu dipersiapkan diversifikasi pangan lokal.
Andi Nur Alam menyebutkan terdapat 11 provinsi di Indonesia yang merupakan sentra produksi sagu nasional, yakni Provinsi Riau, Papua, Maluku dan Sulsel dengan kontribusi produksi sagu terbesar yang mencapai 341 ribu ton/tahun.
"Pertama, pengembangan sagu untuk kemandirian pangan lokal menghasilkan tepung sagu, dengan bantuan unit pengolahan hasil dan alat pengolahan sagu skala kelompok tani. Kedua, pengembangan tepung sagu untuk substitusi Impor, dengan rencana kegiatan selama tahun 2022-2024," sambungnya.
Selain itu Sagu juga bisa dikembangkan menjadi gula cair untuk kebutuhan lokal atau skala rumah tangga. Selanjutnya sagu juga bisa dikembangkan untuk menghasilkan bio-etanol.
Lebih lanjut Andi Nur Alam menyebutkan dalam mendukung hilirisasi sagu tahun 2022, Kementan mengalokasikan kegiatan fasilitasi alat pengolahan sagu. Di antaranya alat pemarut sagu, alat pemeras sagu dan alat penepung sagu dengan total 18 unit sarana fasilitasi pengolahan sagu di 12 kabupaten/kota dan 19 unit prasarana fasilitasi pengolahan sagu di 13 kabupaten/kota.
"Kami mengharapkan kedepan, melalui fasilitasi kegiatan dan bantuan alat dari Kementerian Pertanian dapat menumbuhkembangkan kemampuan wirausaha dari para petani untuk menghasilkan produk sagu dengan nilai tambah tinggi karena sagu merupakan pangan sehat dan sebagai pangan alternative pengganti nasi atau roti," pungkasnya.
(SLF)