News

Tiga Daerah di Jateng Banjir, Menko PMK: Belum Ada Penetapan Darurat Bencana

Avirista M/Kontributor 15/02/2024 11:36 WIB

Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut pemerintah daerah (Pemda) belum menetapkan status tanggap darurat banjir di Jawa Tengah, meskipun tiga daerah banjir.

Tiga Daerah di Jateng Banjir, Menko PMK: Belum Ada Penetapan Darurat Bencana. (Foto: Avirista/MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut pemerintah daerah (Pemda) belum menetapkan status tanggap darurat banjir di Jawa Tengah.

Padahal banjir di Jawa Tengah yang menimpa Kabupaten Demak, Grobogan, dan Kudus, masih cukup tinggi.

Ia menyatakan, bila penanganan darurat banjir di Jawa Tengah masih dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) masing-masing. Pemerintah pusat belum ikut turut tangan karena belum ada penetapan status darurat bencana dari pemerintah daerah Jawa Tengah.

"Kita tunggu saja nanti pemerintah Daerah akan memberikan pernyataan kedaruratan nggak, kalau ada pernyataan kedaruratan banjir, baru nanti pemerintah pusat melalui BNPB akan ambil alih," ujar Muhadjir Effendy, ditemui di kediaman pribadinya di Malang, Kamis (15/2/2024).

"Kalau BNPB belum melaporkan ke saya, apakah sudah mencanangkan kedaruratan atau belum, karena nanti kalau sudah mencanangkan kedaruratan banjir, bencana banjir itu, pemerintah pusat akan mengambil alih dan tetap melibatkan pemerintah daerah setempat," sambungnya.

Muhadjir menyatakan, kendati belum ada status tanggap darurat bencana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan kementerian-kementerian di bawah koordinasi Kementerian PMK untuk melakukan penanganan secara menyeluruh.

"Sudah penanganannya tidak hanya Grobogan saja, tapi sampai Lamongan kemarin juga sudah meninjau Lamongan, dan sekarang diadakan pengerukan deltanya muara sungai sudah dikeruk, nanti juga tempat tambah labuh di Pelabuhan Kali Lamong," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Pemerintah pusat telah memetakan penyebab banjir di Pantai Utara (Pantura), mulai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu penyebab banjir, karena penumpukan air di darat yang berada di sungai, diiringi dengan peningkatan air laut. 

"Sebetulnya namanya banjir akibat rob, jadi tingginya air laut, kemudian tumpukan air dari darat, itu kan sering terjadi di wilayah itu, untuk jangka panjang dari pemerintah sudah secara bertahap akan menangani," tandasnya.

Sebagai informasi, tiga wilayah di Jawa Tengah yakni Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Grobogan, terendam banjir. Di Kabupaten Grobogan, tercatat ada 11 kecamatan yang terdampak banjir dari luapan Sungai Lusi dan Sungai Jajar Lama. 

Sebanyak 11 kecamatan itu yakni Godong, penawangan, Tawangharjo, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Geyer, Kedungjati, Tegowanu, Tanggungharjo, dan Gubug. Total ada 3.704 rumah yang sempat terendam banjir.

Sementara di Kabupaten Demak dampak banjir melanda 18.700 keluarga atau 71.000 jiwa, tersebar di 35 desa dan tujuh kecamatan, sedangkan warga mengungsi 11.400 orang tersebar di 10 tempat di Demak dan lima tempat di Kudus. Banyaknya desa yang terdampak, katanya, karena ada tujuh tanggul sungai yang jebol, dua tempat di antaranya tanggul Sungai Wulan, sedangkan lainnya tersebar.

Ada 35 desa di tujuh kecamatan yang terdampak banjir, sedangkan paling parah Kecamatan Karanganyar, Demak, dengan ketinggian banjir nyaris mencapai atap rumah warga.

(FRI)

SHARE