Toko Kue Legendaris Nyaris Bangkrut Karena Alasan Sepele
Sebuah toko kue legendaris telah berdiri kokoh selama 70 tahun nyaris bangkrut di tengah industri kuliner yang begitu cepat.
IDXChannel – Sebuah toko kue legendaris telah berdiri kokoh selama 70 tahun. Namun, mempertahankan toko kue tradisional di tengah perkembangan industri kuliner yang begitu pesat menjadi tantangan tersendiri.
Dilansir dai Asiaone pada Kamis (20/10/2022), toko kue Ri Xin Snack Delights yang berlokasi di Maxwell Food Centre, Singapura menjadi salah satu gerai jajanan kaki lima legendaris yang menjual kue tradisional buatan tangan alias handmade.
Kios ini dimiliki dan dioperasikan oleh seorang kakek tua, yang mewarisi resep dan kios dari ayahnya.
Kios ini menjual berbagai macam kue, seperti kue beras kukus gurih 'wah kueh' (USD2) berisi udang kering, babi dan jamur, kacang tanah atau kelapa berisi mochi, esque ang ku kueh (USD1), dan kue bolu kukus huat kueh (USD2,50).
Namun, tampilan kios yang kurang menarik dan sedikitnya pengunjung menyebabkan sang penjual serta toko warisannya akan mengalami kebangkrutan seperti yang disorot oleh seorang pengunjung, Suzene Ang.
Dalam sebuah posting Facebook tertanggal Sabtu (15 Oktober), dia mengatakan merasa ‘sakit’ melihat kerumunan berjalan melewati kios Ri Xin Snack Delights hanya karena tidak memiliki papan nama berwarna-warni cerah atau antrian panjang untuk menarik penduduk setempat dan turis.
Dia mengakhiri dengan memohon kepada semua orang untuk mendukung pendagang kue yang dia juluki sebagai "one man band". Postingan Suzene tidak luput dari perhatian netizen. Postingannya mendapat tanggapan yang luar biasa, dengan banyak netizen yang memberikan dukungan mereka.
Banyak pelanggan setia seperti Dorice Cheong memuji "harga yang sangat wajar" dan kue yang penuh dengan "begitu banyak bahan". Ada juga komentar oleh Benjamin Tong yang melabeli kue "sah" dan menambahkan bahwa makanan sang penjual "berbicara lebih keras dari apa pun".
Yang lain, seperti Hwee Kheng dan Amy Khoo – yang merupakan penggemar berat 'wah kueh' yang sulit ditemukan – senang menemukan kios dan bersumpah untuk memuaskan hobi makanan gurih mereka.
Selain kue sebagai poin pembicaraan, banyak juga yang melontarkan pujian dari pemilik kios. Mike Heo ingat kalau sang penjual merupakan seseorang yang suka membicarakan masa kecilnya beberapa dekade yang lalu, ketika mereka masih mencuci piring di area umum dan menyebut si pemilik kios sebagai "orang paling sopan yang pernah Anda temui".
Dedikasi sang penjual untuk pekerjaannya tampaknya telah cocok dengan semua pelanggannya - komentator Amy Lee mengatakan dia "melakukan lebih dari sekadar menjual kueh, tetapi lebih mencerminkan tekad yang kuat dengan caranya yang keren.”
Salah seorang metizen menyebut Jepang mungkin telah menciptakan istilah 'shokunin' — seorang pengrajin/ahli yang menunjukkan dedikasi dalam tugas apa pun besar atau kecil — Singapura juga memilikinya merujuk pada si pemilik kios yang rajin menyajikan kueh-nya di Maxwell Food Centre.
Penulis: Ahmad Fajar
(FRI)