News

Trump Ancam Sanksi Tambahan ke Negara yang Beli Minyak Iran, China dan UEA Bisa Terdampak

Ibnu Hariyanto 02/05/2025 13:06 WIB

Donald Trump akan menjatuhkan sanksi tambahan (secondary sanctions) kepada negara atau perusahaan yang membeli minyak dari Iran.

Donald Trump akan menjatuhkan sanksi tambahan (secondary sanctions) kepada negara atau perusahaan yang membeli minyak dari Iran. (Foto: iNews Media Grup))

IDXChannel- Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menjatuhkan sanksi tambahan (secondary sanctions) kepada negara atau perusahaan yang membeli minyak dari Iran. Langkah ini sebagai strategi tekanan maksimum terhadap Iran usai perundingan nuklir antara kedua negara mengalami kebuntuan.

“Setiap negara atau pihak yang membeli berapa pun jumlah minyak atau petrokimia dari Iran akan langsung dikenai sanksi tambahan,” tulis Trump di media sosial pada Kamis dilansir dari Bloomberg, Jumat (2/5/2025).

Trump tidak menjelaskan detailnya. Namun dia tegas tak mengizinkan pembelian itu 

“Mereka tidak akan diizinkan untuk berbisnis dengan Amerika Serikat dalam bentuk apa pun,” ujarnya.

Kebijakan ini memperkuat tekanan ekonomi terhadap Iran yang selama ini masih aktif mengekspor minyak, salah satunya ke China.

Menurut data sementara, Iran mengekspor sekitar 1,7 juta barel minyak per hari pada April, lebih dari 80 persen diekspor ke kilang-kilang swasta di China.

Penjualan ini menjadi sumber pendapatan utama Iran, meskipun dilakukan dengan harga diskon. Dalam beberapa bulan terakhir, AS juga telah menjatuhkan sanksi terhadap dua kilang China yang terlibat dalam pembelian minyak Iran.

Langkah ini dinilai dapat memperburuk hubungan AS dengan China, yang saat ini sedang memanas akibar perang dagang. Tak hanya itu, Uni Emirat Arab yang merupakan pembeli minyak Iran sekaligus sekutu penting AS berpotensi terdampak kebijakan tersebut. 

Usai pengumuman Trump itu, harga minyak di pasar AS naik hingga 2,2 persen menjadi USD59,50 per barel.

Di sisi lain, perundingan nuklir antara AS dan Iran kembali menemui hambatan. Pertemuan yang dijadwalkan akhir pekan ini ditunda karena alasan logistik.

Trump bersikukuh mencegah Iran memiliki senjata nuklir dan ingin mengganti kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan AS dengan perjanjian baru. Meski begitu, Iran tetap bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai dan hak memperkaya uranium tidak bisa ditawar.

(Ibnu Hariyanto)

SHARE