News

Trump Berhentikan 639 Karyawan Voice of America (VOA)

Kunthi Fahmar Sandy 21/06/2025 09:22 WIB

Pemerintahan Trump telah memberhentikan 639 karyawan di Voice of America (VOA) dan organisasi induknya

Trump Berhentikan 639 Karyawan Voice of America (VOA) (FOTO:Dok Laman The Guardian)

IDXChannel - Pemerintahan Trump telah memberhentikan 639 karyawan di Voice of America (VOA) dan organisasi induknya, serta melakukan pemotongan besar-besaran sehingga mengurangi layanan penyiaran internasional.

Dilansir dari laman The Guardian Sabtu (21/6/2025), pemutusan hubungan kerja massal yang diumumkan pada Jumat itu melengkapi penghapusan 1.400 posisi yang dipimpin Trump sejak Maret dan merupakan pembubaran hampir menyeluruh dari sebuah organisasi yang didirikan pada 1942.

Hanya 250 karyawan tersisa di seluruh kelompok induk Badan Media Global AS (USAGM), yang mengoperasikan alat utama Amerika. "Selama beberapa dekade, pembayar pajak Amerika telah dipaksa untuk membiayai sebuah badan yang penuh dengan disfungsi, bias, dan pemborosan. Dan itu telah berakhir sekarang," kata Kari Lake, Penasihat Senior Trump untuk USAGM, dalam pengumuman pemutusan hubungan kerja pada Jumat.

Mantan CEO dan Direktur USAGM John Lansing kepada Kongres tahun 2019 menuturkan, VOA sudah menjangkau 360 juta orang setiap minggu dalam ribuan bahasa. 

Pada bulan Maret, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang menyebut outlet tersebut sebagai propaganda, kiri dan menjulukinya Suara Amerika Radikal. Salah satu contoh yang dikutip untuk membenarkan penjelasan itu adalah penolakan VOA untuk menggunakan istilah teroris untuk menggambarkan anggota Hamas kecuali dalam pernyataan, yang sejalan dengan praktik jurnalistik umum dan dasar.

Pemotongan tersebut merupakan kemunduran besar dari strategi Perang Dingin Amerika dalam menggunakan penyiaran untuk menjangkau khalayak. VOA telah berevolusi dari asal-usulnya di masa perang menjadi jalur penyelamat bagi populasi yang hidup di bawah pemerintahan otoriter, menyediakan berita independen dan perspektif Amerika di wilayah-wilayah di mana kebebasan pers sedang diserang.

PHK tersebut juga terjadi hanya beberapa hari setelah VOA memanggil kembali jurnalis berbahasa Persia untuk meliput perang antara Israel dan Iran, setelah Israel menembakkan rudal ke Teheran kurang dari seminggu yang lalu di tengah malam.

"Ini menandai berakhirnya 83 tahun jurnalisme independen yang menjunjung tinggi cita-cita demokrasi dan kebebasan AS di seluruh dunia," kata Tiga Jurnalis VOA, Patsy Widakuswara, Jessica Jerreat, dan Kate Neeper.

Pembubaran lembaga tersebut dimulai pada bulan Maret ketika Trump menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan lembaga-lembaga federal yang dicapnya sebagai birokrasi yang membengkak, dan staf VOA diberi cuti berbayar dan siaran ditangguhkan.

Lake, pilihan langsung Trump untuk menjalankan VOA, sebelumnya telah melontarkan rencana untuk mengganti jurnalisme profesional layanan tersebut dengan konten dari One America News Network (OANN), jaringan pro-Trump sayap kanan yang akan menyediakan program tanpa biaya.

"USAGM menawarkan paket pemberhentian sukarela melalui apa yang disebutnya program “Fork in the Road”, yang memberikan gaji penuh hingga September plus tunjangan. Sekitar 163 karyawan menerima pesangon daripada menghadapi pemutusan hubungan kerja yang tidak sukarela," kata agensi tersebut dalam siaran pers.

Pengadilan federal telah mengizinkan pemerintah untuk melanjutkan pemutusan hubungan kerja sementara gugatan hukum masih berlanjut untuk saat ini. Pemecatan karyawan VOA merupakan bagian dari serangan Trump yang lebih luas terhadap tenaga kerja federal, dengan puluhan ribu orang diberhentikan di berbagai lembaga termasuk IRS, Administrasi Jaminan Sosial, USAID, dan departemen pendidikan, kesehatan, dan pertanian.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE