Trump Sebut AS Mulai Kirimkan Kenaikan Surat Tarif ke Beberapa Negara
Sekitar 10 hingga 12 surat dikirim pada Jumat dan akan lebih banyak lagi dalam beberapa hari mendatang.
IDXChannel - Pemerintah AS akan mulai mengirimkan surat ke negara-negara dengan rincian tarif AS yang lebih tinggi dan akan dimulai pada 1 Agustus 2025.
Hal tersebut diungkap Presiden Donald Trump. Dilansir dari laman BBC Sabtu (5/7/2025), sekitar 10 hingga 12 surat dikirim pada Jumat dan akan lebih banyak lagi dalam beberapa hari mendatang.
Adapun bea masuk akan berkisar dari tarif 60 persen atau 70 persen hingga tarif 10 hingga 20 persen. Trump telah menetapkan batas waktu 9 Juli untuk negosiasi tarif pajak impor, karena negara-negara berjuang untuk mencapai kesepakatan.
Ia sebelumnya mengatakan akan ada tarif dasar sebesar 10 persen pada banyak negara ekonomi hingga maksimum 50 persen.
Namun, Trump tidak mengatakan barang-barang negara mana saja yang akan dikenakan pajak AS, atau apakah tarif hanya akan berlaku untuk barang-barang tertentu. "Kecenderungan saya adalah mengirim surat dan mengatakan tarif apa yang akan mereka bayarkan," kata Trump kepada wartawan pada Kamis. "Itu jauh lebih mudah. Kami akan mengirimkan beberapa surat," tuturnya.
Tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang yang masuk ke suatu negara, dibayar oleh importir. Perusahaan-perusahaan tersebut mungkin memilih untuk menanggung biaya yang lebih tinggi, tetapi pada akhirnya cenderung membebankannya kepada konsumen AS.
Ide Trump adalah agar lebih banyak uang mengalir ke pemerintah AS, dan juga membuat barang-barang asing lebih mahal sehingga meningkatkan permintaan barang-barang buatan AS.
Komentar Trump muncul sebelum tenggat waktu minggu depan yang dapat mengakibatkan bea masuk yang lebih tinggi dikenakan pada barang-barang dari sejumlah negara. Ini berkisar dari Uni Eropa yang sebelumnya diancam dengan tarif 20 persen yang kemudian dinaikkan menjadi 50 persen. Sedangkan Jepang dapat menghadapi tarif 35 persen atas barang-barangnya.
Inggris dan AS telah menyetujui sebagian kesepakatan perdagangan, yang mencakup mobil Inggris dan daging sapi serta bioetanol AS, tetapi tidak baja.
Ekonomi terbesar di dunia, China dan AS, awalnya terlibat dalam perang dagang yang saling balas serta memberlakukan kenaikan tarif timbal balik besar-besaran pada April. AS mengenakan tarif 145 persen pada impor China, sementara China mengenakan tarif 125 persen pada beberapa barang.
Setelah negosiasi, kedua negara sepakat untuk menurunkan pajak masing-masing menjadi 30 persen dan 10 persen selama negosiasi. Bulan lalu, keduanya mengatakan telah menyetujui perincian mengenai hal-hal seperti ekspor bahan tanah jarang dan pelonggaran pembatasan teknologi.
(kunthi fahmar sandy)