Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Tetap Berlaku Meski Israel Lancarkan Serangan Udara
Pesawat-pesawat Israel menyerang Gaza pada hari Selasa setelah Israel menuduh kelompok militan Hamas melanggar gencatan senjata
IDXChannel - Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu gencatan senjata yang didukung AS di Gaza tetap berlaku, saat Israel melancarkan serangan udara di wilayah kantong tersebut, sehingga menewaskan 26 orang sebagai tanggapan atas tewasnya seorang tentara Israel.
Dilansir dari laman Reuters Rabu (29/10/2025), pesawat-pesawat Israel menyerang Gaza pada hari Selasa setelah Israel menuduh kelompok militan Hamas melanggar gencatan senjata, kekerasan terbaru dalam kesepakatan tiga minggu yang ditengahi oleh Trump.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk lima orang di sebuah rumah yang terkena serangan di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah, empat orang di sebuah gedung di lingkungan Sabra, Kota Gaza, dan lima orang di dalam sebuah mobil di Khan Younis.
"Sejauh yang saya pahami, mereka menembak mati seorang tentara Israel," kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One.
"Jadi, Israel membalas dan mereka seharusnya membalas. Ketika itu terjadi, mereka seharusnya membalas," ujarnya.
Militer Israel mengonfirmasi kematian tentara tersebut pada hari Rabu. "Tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata. Anda harus memahami bahwa Hamas hanyalah bagian kecil dari perdamaian di Timur Tengah, dan mereka harus bersikap baik," tuturnya.
Meski demikian, militer Israel tidak segera mengomentari serangan tersebut, yang menyusul pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengatakan bahwa ia telah memerintahkan serangan dahsyat segera.
Seorang pejabat militer Israel mengatakan Hamas telah melanggar gencatan senjata dengan melancarkan serangan terhadap pasukan Israel yang ditempatkan di dalam apa yang disebut 'garis kuning', garis penempatan yang disepakati dalam gencatan senjata.
Perjanjian gencatan senjata yang didukung AS mulai berlaku pada 10 Oktober, menghentikan perang selama dua tahun yang dipicu oleh serangan mematikan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Kedua belah pihak saling menuduh atas pelanggaran gencatan senjata.
"Jika mereka (Hamas) baik, mereka akan bahagia, dan jika mereka tidak baik, mereka akan dihabisi, nyawa mereka akan direnggut," kata Trump.
"Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada tentara Israel, tetapi mereka mengatakan itu adalah tembakan penembak jitu. Dan itu adalah pembalasan atas perbuatannya, dan saya pikir mereka berhak melakukan itu," tuturnya.
Meski demikian, Hamas membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Israel di Rafah, di Gaza selatan, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata.
(kunthi fahmar sandy)