Trump Siapkan Rencana Tarif Khusus untuk Industri
Pejabat pemerintahan kemungkinan akan merilis detail rencana bea masuk 50 persen Trump untuk tembaga beberapa hari sebelum berlaku efektif 1 Agustus.
IDXChannel - Presiden Donald Trump sedang mempersiapkan rencana tarif khusus industri yang akan diberlakukan bersamaan dengan bea masuk per negara dalam dua minggu.
Dilansir dari laman Yahoo Finance Sabtu (19/7/2025), pejabat pemerintahan kemungkinan akan merilis detail rencana bea masuk 50 persen Trump untuk tembaga beberapa hari sebelum berlaku efektif 1 Agustus.
Tanggal tersebut sama dengan tanggal dimulainya pungutan timbal balik untuk beberapa produk lebih dari 100 negara. Trump mengatakan bahwa ia kemungkinan akan mengenakan tarif pada produk farmasi di akhir bulan.
Bahkan, dia juga akan mengenakan pajak impor untuk semikonduktor dancsegera diberlakukan.
Seorang sumber yang mengetahui proses ini mengatakan setelah tembaga, tim Trump telah membahas pengumuman tentang kayu, serpihan kayu, mineral penting, dan obat-obatan dalam urutan tersebut, meskipun urutan tersebut belum final dan dapat berubah.
Tarif tersebut akan mengikuti bea masuk yang sudah ada untuk baja, aluminium, mobil, dan suku cadang mobil. Setelah diterapkan sepenuhnya, semua tarif sektoral akan mencakup 30 persen hingga 70 persen dari impor suatu negara.
Sementara sebagian besar sisanya akan dikenakan biaya khusus negara, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini.
Adapun gelombang pajak bea cukai AS akan menguji ketenangan di pasar keuangan, di mana investor sebagian besar melihat pembicaraan tarif keras Trump sebagai taktik negosiasi yang rentan terhadap penundaan dan de-eskalasi, alih-alih hambatan ekonomi yang berkepanjangan.
Setelah investigasi yang dapat berlangsung sekitar sembilan bulan, bea masuk sektoral diberlakukan atas dasar keamanan nasional berdasarkan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan. Hal ini dipandang sebagai landasan hukum yang lebih kuat daripada kewenangan darurat yang digunakan Trump untuk pungutan negaranya, yang menghadapi gugatan pengadilan dan dialihkan melalui surat kepada puluhan mitra dagang tanpa kesepakatan.
Uni Eropa, Jepang, India, dan negara-negara lain telah berupaya menurunkan tarif timbal balik dan sektoral mereka. Hal ini mempersulit perundingan, mengingat Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menangani tarif berdasarkan negara. Sementara Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengawasi tarif pada industri, menurut orang-orang yang mengetahui dinamika tersebut.
(kunthi fahmar sandy)