News

Usai Studi Banding Makan Siang Gratis ke Swedia, DPR Ungkap Temuan Ini

Suparjo Ramalan 24/05/2024 20:14 WIB

Delegasi Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Stockholm, Swedia pada 19-22 Mei 2024 untuk mempelajari program makan siang dan susu gratis.

Usai Studi Banding Makan Siang Gratis ke Swedia, DPR Ungkap Temuan Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Delegasi Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Stockholm, Swedia pada 19-22 Mei 2024 untuk mempelajari program makan siang dan susu gratis di negara tersebut. Seperti diketahui, program itu akan diterapkan di Indonesia seiring janji kampanye presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dalam agenda itu, Komisi IV DPR RI dan otoritas Swedia membahas program yang dijalankan pemerintah Swedia, seperti pangan, pertanian, perikanan, kelautan hingga lingkungan hidup.

Lantas, apa alasan DPR RI harus Studi banding program makan siang dan susu gratis di Swedia? 

Ketua Delegasi Komisi IV DPR RI Budhy Setiawan menilai, Indonesia bisa mempelajari sistem efisiensi peternakan yang dilakukan peternak Swedia, sehingga dapat menghasilkan produksi susu 70 liter setiap ekornya. Hal ini dapat menekan impor susu yang masih dilakukan Indonesia.

Alasan lain, studi banding didasarkan pada potensi pertanian, perikanan, kehutanan, serta lingkungan yang dimiliki Swedia. 

Menurutnya, potensi tersebut mampu dikembangkan dengan baik melalui kebijakan-kebijakan pemerintahan dan parlemen negara setempat sehingga pertanian dan peternakan menjadi pasar utama bagi negara Uni Eropa.

“Negara Kerajaan Swedia saat ini konsumsi ikannya masih bergantung pada komoditas perikanan impor dan menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor komoditas ikannya ke Negara Kerajaan Swedia," ujar Budhy, Jumat (24/5/2024).

Indonesia dipandang dapat memanfaatkannya dan mempelajari kebijakan tersebut guna menyuplai palm oil, kopi, komoditas perikanan dan perkebunan lainnya untuk masuk ke negara Uni Eropa lainnya.

Dia mengatakan, pasar Swedia penting karena membuka peluang besar bagi Indonesia untuk masuk ke dalam perdagangan pasar ikan negara Eropa lainnya.

"Kerja sama di bidang perikanan ini dapat menjadi jembatan antara Indonesia dan Swedia dalam mempererat hubungan bilateralnya," paparnya. 

Khusus sektor kehutanan dan lingkungan hidup, pemerintah dan parlemen Swedia telah berhasil melakukan kebijakan privatisasi di sektor kehutanan yang menjamin terjaganya kondisi udara dan ekosistem lingkungan hidup yang baik.

Selain itu, meningkatkan penerimaan negara dari pengelolaan kehutanan baik dari pihak swasta dan masyarakat.

Hal penting lainnya yang menjadi poin dalam kunjungan DPR RI adalah memperkuat komunikasi antara dua negara, dimana pada akhir Agustus 2024 direncanakan parlemen Swedia khususnya The Committee on Environment and Agriculture akan berkunjung ke Indonesia.

(SLF)

SHARE