Varian Kraken Bisa Picu Kenaikan Kasus di Indonesia? Ini Kata Ahli
Kasus pertama varian Kraken di Indonesia ditemukan dari warga negara asing (WNA) asal Polandia.
IDXChannel- Kasus pertama varian Kraken di Indonesia ditemukan dari warga negara asing (WNA) asal Polandia. Varian Covid Kraken telah menyebabkan kenaikan kasus di 38 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Lantas, apakah varian Kraken juga bisa memicu kenaikan kasus secara signifikan ke depannya?.
Spesialis paru dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan hal itu mungkin saja terjadi.
Bukan tanpa alasan, kenaikan kasus terjadi jika adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan testing Covid-19 turun. Sebab gejala dari varian Kraken atau XBB.1.5 ini memang sangat ringan.
"Bisa kalau masyarakat memeriksakan diri bila cuma ada gejala saja dan juga melakukan skrining pada orang terdekat. Masalahnya tidak semua mau periksa apalagi kalau ringan- ringan saja (gejalanya)," kata dr Erlina saat dihubungi MNC Portal, Jumat (27/1/2023)
Sementara untuk gejala varian Kraken dari kasus pertama ini, hanya batuk ringan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi dan kondisinya saat ini sudah dipastikan negatif.
Kraken diketahui lahir melalui rekombinasi sub-varian BA.2.10.1 dan BA.2.75.
"Pasien ini gejalanya batuk ringan sudah dilakukan kontak tracing dan semua kontak negatif. Setelah isoman 8 hari sudah negatif," jelas dr Nadia dalam keterangannya diterima MNC Portal, Kamis (26/1/2023).
Penemuan varian Kraken, diperkirakan berasal antara November dan Desember 2022 di sekitar negara bagian New York di AS.
Kraken, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, dianggap berada di balik peningkatan infeksi di seluruh negeri, diperkirakan menjadi penyebab 41% kasus Covid-19 saat ini.
"Dua strain yang berbeda dari BA.2 Omicron telah berkumpul bersama untuk menciptakan ini," jelas Sheena Cruickshank, profesor di Lydia Becker Institute of Immunology and Inflammation di University of Manchester dilansir Neuronews. (NIA)