News

Warga Agam Harap Bisa Mulai Bangun Rumah dan Usaha Lagi Usai Diterjang Longsor

Nur Ichsan Yuniarto 05/12/2025 19:31 WIB

Dia tak tega jika pegawai yang menggantungkan hidup pada usaha pinang dan kedai makanannya harus kehilangan penghasilan.

Warga Agam Harap Bisa Mulai Bangun Rumah dan Usaha Lagi Usai Diterjang Longsor

IDXChannel - Yuni Efnita (40), warga Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Agam, Sumatera Barat, masih merasa bersalah terhadap 15 karyawannya karena bencana banjir dan longsor menghancurkan tempat usahanya.

Meski dia sendiri juga korban banjir, dia tak tega jika pegawai yang menggantungkan hidup pada usaha pinang dan kedai makanannya harus kehilangan penghasilan.

"Ya, permintaannya itu cepat (perbaiki) rumah. Biar bisa kami berusaha lagi," kata Yuni, Jumat (5/12/2025).

Sejak kejadian banjir pada Kamis (27/11/2025) sore, Yuni sudah tinggal di pos pengungsian tak jauh dari rumahnya. Dia tinggal bersama puluhan warga lain di ruang kelas sebuah sekolah dasar, termasuk dengan beberapa pegawainya.

Tak hanya tempat tinggal, seluruh sumber penghidupan keluarga Yuni pun musnah. Yuni memiliki usaha membeli dan mengolah pinang. Dia juga punya kedai di ruko yang bagian atasnya menjadi rumah. Sementara itu, suaminya bekerja membuka bengkel las.

"Mesin-mesin suami habis semua, tak ada satu pun terselamatkan. Usaha saya juga. Banyak orang bergantung sama saya, ada 15 orang bekerja dengan saya. Sekarang mereka pun kehilangan mata pencaharian," kata Yuni.

Dia mengaku sedih membayangkan nasib para pekerja yang selama puluhan tahun menggantungkan hidup pada usahanya.

"Saya susah begini, tapi saya pikir juga orang-orang itu nanti makan apa, kerja di mana,” kata dia.

Yuni merasa senang karena bantuan tanggap bencana dari pemerintah cepat datang. Pengiriman sembako dari berbagai pihak pun lancar. Bahkan, bantuan sudah datang sehari setelah kejadian. 

"Bantuan seperti beras, pakaian, semua ada. Makan tinggal ambil," kata dia.

Kini, harapan terbesar Yuni hanya satu, tanah dan rumah untuk memulai kembali kehidupan.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE