SYARIAH

5 Fakta Perjalanan Karier Buya Syafii Maarif, Mantan Ketum Muhammadiyah yang Dahulunya Wartawan

Mohammad Yan Yusuf 30/05/2022 10:06 WIB

Beberapa fakta perjalanan karier Buya Syafii Maarif ini akan membuka mata kamu. 

5 Fakta Perjalanan Karier Buya Syafii Maarif, Mantan Ketum Muhammadiyah yang Dahulunya Wartawan. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Beberapa fakta perjalanan karier Buya Syafii Maarif ini akan membuka mata kamu. 

Seperti diketahui fakta perjalanan karier Buya Syafii Maarif ini memang banyak tidak diketahui orang.

Lalu apa saja Fakta Perjalanan Buya Syafii Maarif? Simak penjelasan yang berhasil kami himpun dari berbagai sumber ini. 

Fakta Perjalanan Karier Buya Syafii Maarif 

1. Pernah jadi Guru 

Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, pada 31 Mei 1935. 

Pada 1953, Buya Syafii Maarif merantau ke Jawa dan melanjutkan sekolah di Madrasah Mualimin. 

Ia aktif dalam organisasi kepanduan Hizbul Wathan dan pernah menjadi pemimpin redaksi majalah Sinar. 

Setelah lulus dari Mualimin, Buya Syafii Maarif berangkat ke Lombok memenuhi permintaan Konsul Muhammadiyah untuk menjadi guru di Lombok. 

Selain itu, ia pernah menjadi guru honorer di Baturetno dan Solo. 

2. Redaktur Suara Muhammadiyah 

Setelah menjadi guru, Buya Syafii Maarif melanjutkan kuliah di Universitas Cokroaminoto Surakarta dan melanjutkan ke Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP. 

Di masa itu, Buya Syafii Maarif pernah menjadi redaktur Suara Muhammadiyah. 

Ia juga pernah menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia. 

3. Ketua Umum PP Muhammadiyah 

Sepak terjang Buya Syafii Maarif juga pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah menggantikan Amien Rais pada 1998. 

Ia kemudian mengembannya hingga tahun 2005. 

Selama menjadi Ketua Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif menanamkan pemikiran pluralisme, toleransi, kebangsaan, sosial, serta nilai-nilai keislaman. 

4. Penulis 

Buya Syafii Maarif juga diketahui aktif menulis. 

Beberapa buku karya Buya Syafii Maarif antara lain Dinamika Islam, Islam dan Masalah Kenegaraan, serta Islam.

Atas karya-karyanya tersebut, Buya Syafii Maarif dianugerahi penghargaan Ramon Magsaysay dari Pemerintah Filipina pada tahun 2008. 

5. Maarif Institute for Culture and Humanity 

Setelah tidak aktif menjadi Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif tetap aktif berpartisipasi dalam perkembangan Muhammadiyah, Islam dan negara Indonesia. 

Kemudian, guna menguatkan pemikiran-pemikiran pluralisme, toleransi, kebangsaan, keislaman, dan sosial maka didirikanlah lembaga Maarif Institute. 

Maarif Institute for Culture and Humanity berdiri di bawah Yayasan Ahmad Syafii Maarif dimana Buya Syafii Maarif menjadi salah satu pendirinya. 

Itulah 5 fakta perjalanan karier Buya Syafii Maarif, semoga informasi ini menambah wawasan Anda dan menambah inspirasi Anda.

SHARE