Apa yang Dimaksud dengan Bulan Penuh? Makna Purnama bagi Cendekiawan Muslim
Bulan penuh atau bulan purnama terjadi pada pertengah fase siklus bulan, yakni pada tanggal 14-16 kalender lunar, dan pada tanggal 15 setiap kalender hijriyah.
IDXChannel—Apa yang dimaksud dengan bulan penuh? Bulan penuh disebut juga sebagai bulan purnama, yakni fase di mana bulan terletak di belakang bumi. Satu fase bulan berlangsung selama 29,5 hari.
Sehingga fenomena bulan penuh biasanya terjadi antara hari ke-14 dan 15 dalam kalender lunar. Dalam kalender hijriyah, cendekiawan Muslim turut mengamati pergerakan bulan dalam satu siklus fasenya.
Mengutip Kementerian Agama (19/3), cahaya bulan tampak sempurna pada malam tanggal 15 setiap bulan hijriyah. Kemudian cahaya bulan akan meredup lantas hilang secara bertahap.
Setiap tanggal 1, malam sangat pekat karena bulan tidak menampakkan cahaya. Pada tanggal 2, cahaya bulan mulai tampak, demikian pula pada tanggal 3 sampai dengan tanggal 14. Cahaya bulan bersinar sempurna pada pertengahan fase, yakni tanggal 15.
Bagi cendekiawan Muslim, fase siklus bulan bukan semata-mata untuk menetapkan kalender dan tanggal-tanggal penting. Namun juga dianggap sebagai bukti kebesaran Allah SWT.
Dalam Hasyiyyatul Baijuri, Syekh Ibrahim al-Bajuri (1198-1276 H) menjelaskan bahwa matahari diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud setiap malam sebelum terbit pada pagi hari.
“Sebelum matahari terbit, bulan diperintah untuk bersujud kepada-Nya setiap malam, karenanya sinar matahari tidak pernah bertambah, tidak juga berkurang. Sedangkan bulan diperintah untuk bersujud hanya pada malam tanggal 14, karenanya cahaya bulan akan selalu bertambah sejak awal bulan, karena bahagia dengan sujudnya, namun cahayanya berkurang sampai akhir bulan, karena bersedih dengan jauhnya perintah sujud itu,”
Seperti yang ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 18, di mana apa pun yang ada di langit dan apa pun yang berada di bumi, bersujud kepada Allah. Termasuk matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pepohonan, hewan, dan manusia.
Ayat tersebut berbunyi:
“Tidakkah Engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah; juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan melata, dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab,” (QS Al-Hajj 18).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua yang ada di muka bumi dan alam semesta bersujud kepada Allah sesuai caranya masing-masing yang telah diperintahkan kepadanya. Sujud antara satu mahluk berbeda dengan mahluk lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan bersujud dalam ayat itu, menurut Sayyid Thanthawi dalam Tafsirul Wasith, adalah ketundukan dan kepatuhan hamba kepada Tuhannya, sebagaimana ketundukan seseorang yang sedang bersujud.
Itulah penjelasan singkat tentang apa yang dimaksud dengan bulan penuh dan maknanya bagi cendekiawan muslim. (NKK)