SYARIAH

Baca Sebelum Tidur, Amalan Ayat Al-Baqarah Ini Bisa Lancarkan Rezeki

Rusman H Siregar 10/12/2021 10:02 WIB

Selain tidak putus ikhtiar, amalan dua ayat Al-Baqarah ayat 256 dan 258 bisa membantu seseorang untuk lebih mudah mendapatkan rezeki.

Baca Sebelum Tidur, Amalan Ayat Al-Baqarah Ini Bisa Lancarkan Rezeki (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Dalam kondisi sulit rezeki, seorang Muslim dianjurkan untuk tidak putus berikhtiar dan berdoa. Pengasuh Yayasan Al-Mu'afah KH Rizqi Dzulqornain Al-Batawi yang disiarkan akun Youtube 'Yayasan Al-Muafah' pun menyampaikan amalan ayat Al-Baqarah yang bisa membantu memperlancar rezeki.  

Dalam tausiyahnya, Kiyai Rizqi Dzulqornain menukil salah satu hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda:

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

"Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dua ayat terakhir Al-Baqarah ini termasuk ayat yang dibawa Malaikat Jibril dari gudang 'Arsy bersama tiga kumpulan ayat lainnya. Tiga ayat lainnya yang dibawa Jibril dari 'Arsy adalah 7 Ayat Surah Al-Fatihah; Ayat Kursi; dan Surah Al-Kautsar. (Baca Juga: Banyak Istighfar Maka Rezeki pun Akan Lancar )

Adapun keutamaan 2 ayat terakhir Surah Al-Baqarah yaitu dapat mencukupi seseorang. Para ulama berpendapat makna mencukupi itu sebagai berikut:
1. Mencukupinya dari Qiyamul Lail.
2. Mencukupinya dari membaca Al-Qur'an.
3. Dijauhkan dari kejahatan jin.
4. Dilancarkan rezekinya setiap hari.

Berikut 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah:

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

"Aamanar Rasuulu bimaa unzila min Rabbihii wal mukminuun. Kullun aamana billahi wa Malaaikatihi wakutubihi, wa Rusulihi. Laa nufarriku baina ahadin min Rusulihi. Waqaaluu sami'na wa athaqna, ghufraanaka Rabbanaa wa ilaikal masiir."

"Laa yukallifullahu nafsan illa wus'ahaa. Lahaa maa kasabat wa alaihaa mak tasabat. Rabbanaa laa tuaakhizna in nasiina au akhthaqna. Rabbanaa laa tahmil alaina isran kamaa hamaltahu alal ladziina min qablina. Rabbana walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi. Wa'fu anna waghfir lana warhamnaa anta maulaana fangsurnaa alal qaumil kaafiriin."

Artinya:
Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Rabbnya, demikian juga orang-orang yang beriman. Semua beriman pada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya serta rasul-rasul-Nya. (Mereka menyampaikan): 'Kami tak membeda-bedakan seseorang pun di antara rasul-rasul-Nya', dan mereka menyampaikan: 'Kami dengar dan kami patuh.' (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Rabb kami serta pada Engkaulah tempat kembali'.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya serta dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Rabb kami, jangan sampai Engkau hukum kami bila kami lupa atau kami salah. Ya Rabb kami, jangan sampai Engkau bebankan pada kami beban yang berat seperti Engkau bebankan pada orang-orang sebelumnya kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak mampu kami menanggungnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, serta rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, jadi tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'.

(IND) 

SHARE