SYARIAH

Begini Cara Mengetahui Wakaf yang Produktif

Shifa Nurhaliza 11/04/2022 11:58 WIB

Wakaf sejatinya merupakan sebuah ibadah donasi, ibadah kedermawanan, yang kita dedikasikan untuk memberikan manfaat berkelanjutan.

Begini Cara Mengetahui Wakaf yang Produktif. (Foto: Dompet Dhuafa/Adv)

IDXChannel - Wakaf sejatinya merupakan sebuah ibadah donasi, ibadah kedermawanan, yang kita dedikasikan untuk memberikan manfaat berkelanjutan. Rasulullah SAW ketika menerima tanah dari sahabatnya Sayidina Umar Bin Khatab  saat itu Rasul  mengembalikan tanah kepada Umar tapi berpesan agar ini (tanah) disimpan, didayagunakan, dan segala manfaat yang tumbuh di atasnya harus dialirkan  kepada Mauquf Alaih.

Ustadz Bobby P Manullang selaku Ketua Forum Wakaf Produktif dan GM Wakaf Mobilitiation Dompet Dhuafa,  menyimpulkan bahwa sejarah wakaf dalam peradaban islam adalah wakaf yang sifatnya produktif. Wakaf yang selalu memiliki kebermanfaatan, wakaf yang selalu digunakan hasilnya untuk manfaat bagi para mauquf alaih.

Sehingga hari ini sudah selayaknyalah kita sebagai muslim, juga lembaga sosial islam keagamaan harus memiliki visi pengelolaan wakaf yang produktif. Sehingga hari ini, baik level pengelola, baik itu wakif, atau yang melakukan donasi wakaf ini harus mempertimbangkan wakaf sebagai kebermanfaatan sosial yang berkelanjutan.

“Dalam sebuah rangkaian ibadah, wakaf,  baik wakif, nadzif, maupun mauquf alaih harus menjadi tiga stakeholder utama di dalam memperhatikan aspek tata kelola wakaf.” Tambah ustadz Bobby P Manullang. Banyak hari ini pengelola wakaf yang sudah mengelola aset wakaf dengan sangat produktif dan di situlah sebetulnya esensi dari pengelolaan wakaf seperti  yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, mulai hari ini mari kita tanamkan visi bahwa wakaf haruslah produktif, harus punya kebermanfaatan secara keberlanjutan dan wakaf memiliki manfaat untuk hari ini dan yang akan datang.

Kita sudah memasuki bulan suci Ramadan, sudah saatnya kita berfikir apakah kita menjadikan bulan suci ramadan ini sudah optimal dari apa yang sudah kita resolusikan dan tekadkan.

Sudah saatnyalah kita untuk selalu memelihara sebuah mentalitas di mana setiap rumah dan kita jalani anggaplah bahwa ini perjalanan terakhir ramadan di hidup kita. Sebab dengan demikian kita bisa memacu untuk senantiasa beribadah dan senantiasa meningkatkan amalan-amalan shaleh dengan mengharap ridha Allah SWT.

Kita mengetahui bahwa wakaf adalah sebuah sedekah jariyah, yang hari ini tentu banyak dipahami akan tetapi belum banyak untuk ditunaikan. Oleh karena itu, sadarilah bahwa dengan berwakaf hari ini sebetulnya kita sudah memproteksi diri kita dari kehidupan kita di dunia dan juga memproteksi kita di dalam alam kubur dan yaumil hisab kelak. Karena, wakaf memiliki dimensi hari ini dan masa yang akan datang.

Ada tiga amalan yang mengalirkan passive income pahala kepada kita, baik di alam dunia, alam kubur, dan yaumil hisab kelak yaitu ilmu yang bermanfaat, doa anak yang sholeh, dan sedekah jariyah (wakaf). Oleh karena itu,  kita perlu membiasakan wakah menjadi bagian rangkaian ibadah kita. Zakat dan sedekah adalah hal yang sangat baik, tetapi wakaf jauh lebih baik karena hakikatnya  kita sedang menanam benih yang pada akhirnya nanti akan menjadi buah, menjadikan saksi-saksi atas kebaikan kita. Selama dia bermanfaat maka dia akan terus memberikan catatan kebaikan bagi amal sholeh kita.

Maka dari itu anggaplah bulan Ramadan ini menjadi Ramadan terakhir kita, dan tunaikanlah ibadah dengan mengisi wakaf sebanyak-banyaknya agar kita kelak bisa menuai di masa mendatang. (Adv)

SHARE