SYARIAH

Bersaing dengan Brazil hingga China, Wapres: RI Harus Berebut Pasar Industri Halal

Indah Mulyani 27/10/2021 19:34 WIB

Wapres Ma'ruf Amin memberi sambutan dalam seremoni pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 2021.

Bersaing dengan Brazil hingga China, Wapres: RI Harus Berebut Pasar Industri Halal(Dok: tangkapan layar seremoni pembukaan ISEF 2021)

IDXChannel - Peran industri halal untuk memberikan kontribusi yang lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi nasional terus digenjot pemerintah. Hal ini sejalan dengan peran strategis industri halal dari sejumlah negara-negara di dunia yang berupaya mengembangkan industri halal, termasuk negara-negara yang memiliki populasi muslim yang relatif sedikit seperti Brazil, Thailand, Korea Selatan, Jepang dan Tiongkok.

"Indonesia harus bekerja keras bersaing dalam merebut pangsa pasar industri halal global" ungkap Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, dalam seremoni pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8  2021, secara hybrid dari Istana Wakil Presiden dan Jakarta Covention Center, 27 Oktober 2021. ISEF ke-8 mengangkat tema “Memperkuat Industri Halal untuk Pemulihan Ekonomi melalui Sektor Makanan Halal dan Fesyen Muslim".

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam kesempatan tersebut menyampaikan kontribusi ISEF terhadap ekonomi syariah nasional semakin nyata. Setiap tahun, Indonesia semakin bergerak maju untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi dan  keuangan syariah dunia, menjalin kerja sama yang lebih luas dengan lembaga internasional, serta membangun ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional yang lebih kuat. Pada tahun yang ke-8, ISEF menguatkan perannya dalam menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi nasional, perwujudan reformasi struktural menuju Indonesia Maju, serta menjadi wadah akselerasi implementasi industri halal, khususnya di sektor fesyen muslim dan makanan halal, yang didukung penuh oleh perbankan dan wakaf produktif.

Upaya memajukan ekonomi syariah nasional telah menghasilkan tiga capaian bersama. Pertama, hasil survei literasi ekonomi syariah meningkat dari tingkat literasi sebesar 16,3%, menjadi 20,01%. Kedua, sumbangan pemikiran bersama dalam bentuk Indonesia Halal Markets Report 2021 yang secara komprehensif memaparkan peluang penguatan trade & investment industri halal Indonesia. Dan yang ketiga, untuk mendorong penguatan riset menuju center of excellence, telah disusun Kerangka Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh KNEKS.


ISEF ke-8 dengan kegiatan bertaraf nasional dan internasional difokuskan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Kegiatan tersebut antara lain Mukernas HEBITREN, perluasan sertifikasi halal, INHALIFE halal lifestyle, IKRA Talks, hingga forum wisata internasional. Di bidang keuangan syariah, ragam kegiatan yang diselenggarakan seperti Islamic Finance Conference, International Waqf Conference, dan forum di bidang edukasi seperti Islamic Economics Education Summit. 

Sebelumnya, penyelenggaraan ISEF 2021 telah didahului dengan bermacam kegiatan Road to ISEF yang dimulai sejak bulan April 2021, termasuk kegiatan Festival Ekonomi Keuangan Syariah (FESyar) di 3 (tiga) wilayah. Kegiatan FESyar tersebut diselenggarakan di wilayah Timur Indonesia yang dipusatkan di Gorontalo, wilayah Sumatera dipusatkan di Riau, dan wilayah Jawa dipusatkan di Jawa Timur. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari webinar bertaraf nasional dan internasional, business coaching dan matching, workshop, showcase internasional dan eksibisi. Sampai dengan awal Oktober 2021, rangkaian kegiatan Road to ISEF telah diikuti oleh lebih dari 151,7 ribu peserta dan sukses menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar Rp7,81 triliun , termasuk di dalamnya dari keuangan sosial berupa hasil lelang wakaf produktif .

ISEF ke-8 berlangsung secara hybrid  selama sepekan mulai 25-30 Oktober 2021, dan merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan sejumlah lembaga dalam mengakselerasi ekonomi dan keuangan syariah yaitu Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), MUI, BPKH, BPJPH, BAZNAS, BWI, Pondok pesantren, ORMAS dan asosiasi, termasuk  PP Nahdatul Ulama, PP Muhammadiyah, ISEI, IAEI, MES, IHLC, dan HEBITREN, serta lembaga dan mitra strategis internasional seperti Islamic Development Bank (IsDB), IFSB, UNDP, IILM, IIFM, Cambridge Institute of Islamic Finace, dan International Islamic Fiqh Academy.

(IND)

SHARE