Bersihkan Harta dan Jiwa dengan Berzakat, Intip Manfaatnya
Tak hanya sucikan diri, berzakat juga membahagiakan orang lain. Para mustahik bisa merasakan kebermanfaatan yang mampu menunjang kebutuhan hidup mereka.
IDXChannel – Momen Ramadan setiap muslim diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya, atau keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya, baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. Berzakat, khususnya zakat fitrah, berguna untuk menyucikan harta dan jiwa.
"Di dalam harta kita terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan dengan cara berzakat. Selain membersihkan harta, dengan zakat juga bisa membersihkan jiwa. Maka sudah sepatutnya kita semua ngebet untuk menunaika zakat,” ungkap Nurjannatun Naim dari tim Global Zakat-ACT.
Dalam penyalurannya, zakat diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan sesuai dengan delapan asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab (budak), gharimin (orang yang terlilit utang), fi Sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), dan ibnu sabil (orang yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah).
Selain membersihkan harta, dengan zakat juga bisa membersihkan jiwa. Hal ini juga lah yang Global Zakat-ACT lakukan saat menyerahkan amanah zakat. Zakat yang diserahkan ke mustahik dalam bentuk beras didistribusikan di Jakarta Selatan.
“Sebagai awalan, kami distribusikan beras ini ke mustahik yang bertempat tinggal tak jauh dari kantor kami di Jakarta Selatan. Insyaallah, distribusi beras zakat akan terus berlanjut ke berbagai daerah di Indonesia hingga menjelang Idulfitri nanti," ujar Nurjannatun.
Proses distribusi pun dibantu oleh publik figur sekaligus relawan ACT, Fauzi Baadila. Dengan semangat tingginya, pria berusia 42 tahun tersebut mengangkut sendiri beras-beras zakat ke rumah mustahik. "Enggak ada kata cape untuk membantu saudara-saudara kita," kata Fauzi dengan semangat.
Kedatangan Fauzi Baadilah dan beras zakat pun disambut suka cita oleh para mustahik. Di tengah melonjaknya harga pangan, mereka mengaku sangat bersyukur bisa menerima bantuan beras tersebut. Sulaiman (55) salah satunya, pemulung yang hanya memiliki pendapatan sekitar Rp40 ribu per hari tersebut, mengatakan, dengan adanya bantuan beras ia bisa mengalihkan pendapat hasil memulungnya untuk keperluan lain.
"Alhamdulillah, jadi enggak usah beli beras lagi. Paling duitnya buat tambahan bayar kontrakan," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh mustahik lainnya. Tarsi (73) yang merupakan penjual peyek keliling, telah berkurang pendapatnya secara signifikan selama beberapa bulan terakhir. Hal itu disebabkan kondisi rabun senja yang diderita Tarsi semakin parah. Ia tak lagi bisa berkeliling menjajakan dagangannya ketika sore hari tiba.
"Dulu kalau sore masih bisa jualan, sekarang udah enggak. Sebelum sore udah pulang ke rumah. Jadi uang yang didapat enggak seperti dulu. Terima kasih banyak makanya, sudah dikasih beras ini. Jadi enggak perlu beli lagi," ucap Tarsi. (FHM)