Biaya Haji Jamaah Libya Rp102 Juta per Orang, Tak Ada Ibadah Arbain
Indonesia dan Libya mempunyai perspektif yang sama tentang perlu adanya upaya perbaikan layanan yang dilakukan oleh Arab Saudi.
IDXChannel - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Misi Haji dari Libya melakukan pertemuan di Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI, Jeddah, Sabtu lalu.
Salah satu poin yang dibahas adalah biaya haji jamaah Libya yang mencapai ratusan juta per orangnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah Libya Ali M.A Hammuda mengatakan, pihaknya sengaja berkunjung ke KUH KJRI Jeddah untuk bertemu PPIH Arab Saudi dalam rangka belajar dan bertukar pikiran dengan misi haji Indonesia.
Menurutnya, jumlah jamaah haji Libya sebanyak 7.800 orang dengan biaya USD6.800 (sekitar Rp102 juta dengan kurs dollar sebesar Rp15.000). Serta tak menjalankan ibadah arbain yakni salat wajib berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi.
“Masa tinggal kami di Madinah selama empat hari, tidak ada Arbain,” terang Ali MA Hammuda di kutip dalam laman resmi kemenag, Senin (10/7/2023).
"Untuk penentuan jemaah haji yang berangkat dalam setiap tahunnya, kami lakukan dengan cara pengundian,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), Syarikah (perusahaan) yang bertanggung jawab menyiapkan layanan untuk jemaah haji Libya adalah Duwal al-‘Arabiyah.
“Kami juga mengalami masalah yang sama dengan Indonesia dan jemaah haji negara lainnya dalam pelaksanaan layanan di Masyair pada tahun ini,” kata Ali.
Selama musim haji, jamaah haji Libya mendapat layanan katering sebanyak dua kali sehari. Layanan itu diberikan dalam bentuk sarapan dan makan malam. Katering ini diberikan di luar layanan Masyair yang disiapkan Syarikah Duwal al-‘Arabiyah.
Dengan demikian, pemerintah Arab Saudi dinilai perlu mendengar masukan dari berbagai negara pengirim jamaah terkait pentingnya peningkatan kualitas layanan haji. Pemerintah Arab Saudi juga diharapkan dapat melibatkan negara-negara pengirim jamaah haji dalam proses perbaikan layanan tersebut.
"Indonesia dan Libya mempunyai perspektif yang sama tentang perlu adanya upaya perbaikan layanan yang dilakukan oleh Arab Saudi,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief.
“Kami juga sepakat bahwa Saudi perlu menerima masukan dan melibatkan negara-negara pengirim jamaah dalam proses peningkatan kualitas layanan haji,” ujarnya.
(SAN)