Empat Negara Ini Larang Perayaan Tahun Baru, Apa Alasannya?
Ternyata tidak semua negara melakukan perayaan tahun baru, ada sejumlah negara yang melarangnya.
IDXChannel - Tahun baru biasanya dirayakan bersama keluarga dan orang terkasih. Bahkan, banyak negara sengaja mengadakan pesta kembang api besar-besaran untuk memeriahkannya.
Tapi ternyata tidak semua negara melakukan perayaan tahun baru, ada sejumlah negara yang melarangnya. Mayoritas merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak atau negara Islam.
Berikut ini negara-negara yang melarang perayaan tahun baru, merangkum Okezone, Rabu (4/1/2022).
1. Tajikistan
Tajikistan yang terletak di Asia Tengah dengan ibu kota Dushanbe ini melarang perayaan tahun baru. Larangan itu berlaku sejak 2015. Bahkan, Pemerintah Tajikistan juga melarang Natal untuk dirayakan secara terbuka.
Kebijakan ini berawal dari ketidaksukaan mereka terhadap Father Frost alias Sinterklas versi Rusia. Maka itu, perayaan tahun baru secara terbuka adalah hal terlarang di Tajikistan. Adapun larangan tersebut termasuk juga kegiatan-kegiatan seperti makan malam perayaan khusus, perayaan dengan kembang api, hingga pengumpulan dana amal.
2. Arab Saudi
Arab Saudi sebelumnya pernah menerapkan larangan terhadap perayaan tahun baru pada 2013 malam tahun baru. Pemerintah Arab Saudi sempat menggunakan kalender berbeda yang menyatakan awal tahun terjadi pada akhir Oktober.
Akan tetapi sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menduduki tahta, perayaan yang sebelumnya dilarang mulai dibolehkan termasuk Halloween.
3. Brunei Darussalam
Sebagai salah satu negara dengan mayoritas Muslim, Brunei Darussalam melarang perayaan tahun baru. Salah satu negara di Asia Tenggara ini menganggap tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan bisa merusak akidah para penganutnya.
4. Somalia
Somalia merupakan salah satu negara yang berada di Afrika dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Hal ini membuatnya melarang sejumlah perayaan tertentu seperti natal dan tahun baru.
Dilansir laman Al Jazeera, ketentuan tersebut muncul pada 2015 dengan alasan tahun baru ini bisa merusak keyakinan Muslim di sana. Sheikh Nur Barud Gurhan selaku Dewan Agama Tertinggi Somalia juga khawatir perayaan tahun baru bisa memprovokasi serangan dari kelompok Al Shabab.
(DES)