SYARIAH

Garuda (GIAA) Ubah Rute Penerbangan Haji, Kemenag: Merepotkan Jamaah

Widya Michella 26/06/2024 12:56 WIB

Kementerian Agama (Kemenag) menyayangkan sikap ketidakprofesionalan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) karena mengubah rute penebangan haji.

Garuda (GIAA) Ubah Rute Penerbangan Haji, Kemenag: Merepotkan Jamaah (foto mnc media)

IDXChannel - Kementerian Agama (Kemenag) menyayangkan sikap ketidakprofesionalan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Di mana maskapai pelat merah ini tiba-tiba mengubah rute penerbangan 46 kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia gelombang I. 

Jamaah yang seharusnya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah berubah menjadi pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Pergerakan jamaah haji Indonesia terbagi dalam dua gelombang. Pertama, jamaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara AMAA Madinah, lalu ke Madinah, Mekkah, baru pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.

Kedua, jamaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, lalu ke Mekkah, Madinah, baru pulang melalui Bandara AMAA Madinah.

"Garuda Indonesia gagal menyediakan slot time di Bandara Jeddah. Akibatnya, ada perubahan slot time kepulangan untuk 46 kloter gelombang pertama yang seharusnya melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, menjadi melalui bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah," sebut Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Subhan Cholid dari laman resmi Kemenag, Rabu (26/6).

"Perubahan slot time tersebut, dampaknya sangat merepotkan," sambungnya. 

Diakui Subhan, perubahan rute penerbangan bukan hal yang sederhana. Ada dampak sistemik yang ditimbulkan. Pertama, jamaah kelelahan karena kembali harus menempuh perjalanan panjang dari Mekkah ke Madinah.

"Jarak Mekkah ke Jeddah kurang lebih 1,5 jam waktu tempuh. Sementara Mekkah ke Madinah bisa lebih 8 jam. Ini tentu merepotkan dan melelahkan jamaah," ujar Subhan.

Kedua, memecah konsentrasi petugas. Dalam kondisi normal, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Bandara, semestinya terkonsentrasi pemulangan jamaah haji gelombang I di Jeddah. Akibat perubahan rute, petugas harus membagi pelayanan di Madinah.

"Ini jelas berdampak pada kekuatan petugas untuk melayani jamaah secara lebih optimal," keluh Subhan.

Ketiga, perubahan rute pemulangan mengharuskan penyiapan layanan di Madinah di luar jadwal yang telah direncanakan. Layanan tersebut mencakup akomodasi, konsumsi, dan transportasi.

Selain itu, perubahan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan ta'limatul hajj yang mengharuskan perjalanan haji satu rute. Jika kedatangan melalui Madinah, maka kembali melalui Jeddah, dan sebaliknya. Ini semua diatur secara sistem di e-hajj.

"Maka, pada hari pertama kepulangan, ada 6 kloter yang semuanya terjadi keterlambatan karena tim e-hajj dari Kementerian Haji dan Umrah harus mengubah sistem khusus untuk 46 kloter tersebut. Waktu keberangkatan juga harus dimajukan 24 jam lebih cepat agar jamaah memiliki waktu untuk beristirahat," tegas Subhan.

Berikut 46 kloter yang disesuaikan jadwal kepulangannya oleh Garuda Indonesia dari seharusnya terbang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah menjadi melalui Bandara AMAA Madinah:

1. Embarkasi Banjarmasin (BDJ): BDJ 1, BDJ 2, BDJ 4, dan BDJ 7;

2. Embarkasi Balikpapan (BPN): BPN 1;

3. Embarkasi Medan (KNO): KNO 2, KNO 3, KNO 4, KNO 7, KNO 8, dan KNO 9;

4. Embarkasi Padang (PDG): PDG 3, PDG 6, dan PDG 8;

5. Embarkasi Solo (SOC): SOC 1, SOC 2, SOC 3, SOC 5, SOC 10, SOC 11, SOC 15, SOC 16, SOC 17, SOC 19, SOC 20, SOC 21, SOC 23, SOC 24, SOC 25, SOC 26, SOC 29, SOC 30, SOC 31, SOC 33, SOC 34, SOC 35, SOC 36, dan SOC 38;

6. Embarkasi Makassar (UPG): UPG 1, UPG 3, UPG 5, UPG 7, UPG 8, UPG 10, UPG 13, UPG 14.

(FAY)

SHARE