SYARIAH

Indonesia Peringkat Satu Konsumen Makanan Halal Terbesar Dunia

Yulistyo Pratomo 04/07/2021 18:02 WIB

Indonesia masih menjadi konsumen makanan dan busana halal terbesar di dunia, sedangkan industri halal kelas dunia masih dikuasai negara non-muslim.

Indonesia Peringkat Satu Konsumen Makanan Halal Terbesar Dunia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia masih menjadi konsumen makanan dan busana halal terbesar di dunia. Sedangkan industri halal kelas dunia masih dikuasai negara non-muslim, yakni Brasil dan India dengan nilai ekspor masing-masing sebesar USD16,2 miliar dan USD114 miliar.

“Memang kita ini jadi negara top di sektor industri halal, tapi sebagai consumer. Indonesia menjadi konsumen halal food peringkat pertama sebesar 114 miliar dolar AS,” kata Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar, dalam siaran pers yang diterima tim IDX Channel, Minggu (4/7/2021).

Meski demikian, Indonesia masih bisa ikut bersaing dalam industri halal global saat ini yang didominasi oleh halal food dan halal fashion. Apalagi kebutuhan makanan halal juga mengalami peningkatan cukup pesat di masa pandemi ini.

“Memang kita telah melakukan penelitian, dan hasilnya terbukti food dan fashion menjadi dua sektor yang mendominasi. Untuk food sendiri pada masa pendemi seperti sekarang kebutuhannya naik. Oleh karena itu wajar jika saat ini kita perlu fokuskan ke sektor halal food, halal labeling menjadi kebutuhan yang sangat penting," jelas Sapta.

Dalam menutup materinya Sapta menuturkan saat ini Indonesia memang menjadi pusat industri halal, tapi dalam posisi sebagai konsumen. Dirinya menjelaskan negara non-muslim masih menjadi penyuplai utama bahkan untuk negara-negara Organization of Islamic Cooperation (OIC).

Forum muhadatsah kemudian disambung dengan diskusi dan tanggapan dari dua Dewan Pakar PP MES, Riawan Amin dan Adiwarman Karim. Keduanya secara bergantian memberikan tanggapan atas dua topik diskusi yang telah disampaikan.

Riawan Amin menekankan pentingnya sinergi antar bank, tidak hanya bank syariah, tapi juga dengan bank konvensional. “Bahwa kita harus berjamaah dalam persoalan food dan fashion ini. Ini perlu ditekankan sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Wakil Presiden RI dalam Global Islamic Forum 2019 yaitu melakukan sinergi dengan bank konvensional,” tegas Amin.

Sedangkan Adiwarman Karim merespons diskusi yang berlangsung menjelaskan tiga hal penting yang harus dipahami oleh para pejuang ekonomi dan keuangan Syariah.

“Hal pertama yang harus kita pahami yaitu keberhasilan dari ekonomi syariah adalah ketika bank konvensional mengadopsi cara-cara ekonomi syariah. Kedua, menghadirkan ekonomi syariah secara bertahap harus melalui pilot project. Terkahir adalah perlunya mencari kesamaan fungsi dari ekonomi syariah kemudian diberikan fitur pembeda, ini menjadi hal yang penting,” terang pria mantan Sekretaris Jenderal PP MES ini.

Muhadatsah Dewan Pakar PP MES ini menjadi forum diskusi bulanan yang didesain semi FGD untuk merumuskan solusi dan gagasan atas isu ekonomi dan keuangan Syariah nasional.

Melalui forum ini diharapkan dapat tersusun policy paper yang akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait sebagai bagian dari kontribusi nyata Dewan Pakar PP MES atas usaha pengembanan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. (TYO)

SHARE