SYARIAH

Industri Fesyen Muslim Indonesia Tren Positif, Menperin: Potensi Besar Masuk Pasar Internasional

Tangguh Yudha 17/10/2025 19:15 WIB

Industri fesyen muslim (modest fashion) Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir.

Industri Fesyen Muslim Indonesia Tren Positif, Menperin: Potensi Besar Masuk Pasar Internasional (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Industri fesyen muslim (modest fashion) Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Tren positif ini turut mengantarkan Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam industri modest fashion dunia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, terdapat 594 ribu unit industri kecil pakaian jadi dengan serapan tenaga kerja mencapai 1,2 juta orang.

Sementara itu, nilai ekspor modest fashion Indonesia ke negara-negara anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC) pada tahun 2023 mencapai USD990 juta, meningkat 83 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD540 juta.

Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh sebagai negara dengan nilai ekspor tertinggi ke negara-negara OIC, setelah China, Turki, dan India.

Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, dengan kinerja industri fesyen muslim yang mentereng, Indonesia berpeluang besar untuk menguasai pasar global.

“Dengan bekal kreativitas para desainer, kekayaan alam dan budaya, inovasi desain yang khas, serta jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk mendominasi pasar fesyen muslim internasional,” katanya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Hal senada diungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita. Menurutnya, pasar ekonomi Islam global, termasuk sektor modest fashion memiliki prospek pertumbuhan yang sangat menjanjikan.

“Berdasarkan State of Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, pada tahun 2023 pengeluaran konsumen muslim di enam sektor utama mencapai USD2,43 triliun, dan diproyeksikan meningkat sebesar 5,3 persen menjadi USD3,36 triliun pada tahun 2028,” katanya.

Reni menegaskan, potensi Indonesia tidak hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai produsen dan pelaku utama industri modest fashion global.

Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari asosiasi industri, pelaku usaha, desainer, akademisi, influencer, hingga marketplace untuk berperan aktif mewujudkan industri modest fashion yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Untuk memperkuat pertumbuhan industri fesyen muslim nasional agar semakin kompetitif di pasar ekspor, Reni juga mendorong pelaku usaha untuk terus mengembangkan produk agar mampu bersaing di pasar domestik maupun global.

Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan industri pakaian jadi lokal, termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM), guna menciptakan multiplier effect yang luas.

Sementara itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Budi Setiawan menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian telah menyiapkan beragam kebijakan dan program untuk memperkuat ekosistem industri fesyen, termasuk modest fashion.

“Program yang kami jalankan meliputi peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi sertifikasi produk dan kompetensi, termasuk sertifikasi halal hingga pemberian bantuan mesin dan peralatan, inkubasi bisnis, serta penyediaan akses promosi dan pameran,” kata Budi.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE