Kemenag Dorong Ekosistem Ekonomi Pesantren
Kemenag menginisiasi arah baru program ini melalui konsep “Kampung Keren” (Kampung Kemandirian Pesantren).
IDXChannel – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus memperkuat program Kemandirian Pesantren sebagai bagian dari pembangunan ekonomi umat berbasis pendidikan keagamaan.
Dikutip dari laman Kemenag Jumat (11/7/2025), Kemenag menginisiasi arah baru program ini melalui konsep “Kampung Keren” (Kampung Kemandirian Pesantren).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, mengatakan kemandirian pesantren tidak cukup hanya dibangun melalui bantuan modal, melainkan harus dimulai dari transformasi mentalitas dan keberanian para pengasuh dan santri dalam membangun usaha yang berkelanjutan.
“Orang yang punya minat dan keberanian akan mampu menghadapi risiko dan bangkit dari kegagalan. Ini adalah fondasi penting dalam membangun ekosistem ekonomi pesantren yang kokoh,” katanya.
Kementerian Agama berharap program “Kampung Keren” dapat menjadi legacy strategis dalam memperkuat peran pesantren sebagai aktor utama dalam pembangunan ekonomi umat, sekaligus menjawab tantangan kemandirian lembaga pendidikan Islam di era digital.
“Pesantren tidak hanya mendidik santri untuk alim dan saleh, tapi juga tangguh dan mandiri secara ekonomi. Dari pesantren untuk umat, dari desa untuk bangsa,” tutur Suyitno.
Kasubdit Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat, Siti Sakdiyah menambahkan program kemandirian pesantren telah berjalan sejak 2021 dan melibatkan lebih dari 3.500 lembaga. Program ini akan diperkuat dan difokuskan dalam model kawasan terpadu berbasis komunitas melalui program “Kampung Keren”.
Kampung Keren merupakan bentuk rebranding sekaligus reposisi program, yang menggabungkan kekuatan pesantren dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi dengan pendekatan terintegrasi berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat.
“Kampung Keren bukan hanya tempat pesantren berwirausaha. Ia adalah kawasan pemberdayaan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar, yang mengintegrasikan pelatihan, produksi, distribusi, dan digitalisasi usaha,” kata Siti Sakdiyah.
Melalui program ini, pesantren akan difasilitasi untuk memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) Santri, Rumah Produksi Komunitas, Expo Pesantren serta Akses pasar dan distribusi berbasis digital.
Kemenag juga mendorong pengembangan platform digital “Duta Pesantren Berdaya”, yang akan menjadi media integrasi profil usaha pesantren, konsultan pendamping, hingga mitra pemasaran dan distribusi nasional.
Langkah strategis yang didorong, di antaranya rekognisi dan penguatan pesantren yang telah berhasil membangun unit usaha mandiri.
Lalu optimasi program kemandirian melalui pendekatan klaster dan kebutuhan lokal, kolaborasi lintas kementerian dan lembaga (K/L) dan dgitalisasi ekosistem ekonomi pesantren serta pengembangan SDM santri dan masyarakat desa berbasis keterampilan wirausaha.
(kunthi fahmar sandy)