SYARIAH

Kontribusi Baru 3,8 Persen, Wapres Minta Ekspor Produk Halal Ditingkatkan

Tia Komalasari/IDXChannel 03/06/2021 11:49 WIB

Ekspor produk halal Indonesia saat ini baru berkisar 3,8% dari total pasar produk halal dunia.

Ekspor produk halal Indonesia saat ini baru berkisar 3,8% dari total pasar produk halal dunia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan potensi Indonesia sebagai pasar produk muslim perlu diimbangi dengan peningkatan kinerja ekspor Indonesia dan potensi produknya untuk masuk ke pasar negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

Berdasarkan data OKI Economic Outlook 2020, di antara negara-negara anggota OKI, Indonesia menjadi eksportir terbesar kelima dengan proporsi 9,3%. 

“Jika dibandingkan secara global, ekspor produk halal Indonesia saat ini baru berkisar 3,8% dari total pasar produk halal dunia,” kata Ma'ruf pada pembukaan pameran Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-Motion) 2021 secara virtual, Kamis (3/6/2021).

Dia mengatakan, perlu dilakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kontribusi tersebut. Salah satunya melalui penyelenggaraan event berskala nasional dan internasional untuk mendorong promosi dan publikasi produk muslim Indonesia yang saat ini sudah mengalami kemajuan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian produk halal Indonesia sehingga akan semakin dikenal di mata dunia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pihaknya menginisiasi penyelenggaraan ii-Motion secara virtual pada 3-5 Juni 2021. Hal itu bertujuan untuk membuka dan memperluas jangkauan pemasaran produk muslim Indonesia.

Selain itu, mendorong pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) produk muslim, memperkuat citra Indonesia sebagai pemain penting dalam industri halal dunia, serta mendukung upaya Indonesia untuk menjadi produsen produk halal terbesar di dunia.

“Kesempatan pelaku IKM Indonesia untuk masuk pasar dunia sangat besar, sayang apabila kita tidak menggunakan potensi ini. Maka itu, kami fasilitasi dengan pameran ii-Motion agar produk Indonesia bisa menembus ekspor,” paparnya.

Menperin menambahkan, rangkaian kegiatan ii-Motion 2021 dengan tema “Indonesian Halal Industry Today” terdiri dari pameran secara virtual, webinar dan talkshow dengan berbagai pembahasan, demo make up dan hijab, demo barista, serta demo masak.

Pameran virtual dalam kegiatan ii-Motion 2021 diikuti sebanyak 142 peserta yang berasal dari kelompok komoditas makanan dan minuman, fesyen, sepatu, tas, perhiasan, kosmetik serta peralatan rumah tangga. Selain itu, terdapat satu booth Program Santripreneur, dua Klinik Konsultasi dan Fasilitasi bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM), serta empat booth Penghargaan IKM.

Selanjutnya, booth Penghargaan IKM diisi oleh berbagai program dan penghargaan yang diselenggarakan Kemenperin dengan target pelaku IKM, yaitu: Indonesia Food Innovation (IFI), Modest Fashion Project (MOFP), Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA), dan Indonesia Good Design Selection (IGDS). “Di antara peserta, terdapat empat booth icon yang diisi oleh desainer ternama tanah air, yaitu Ivan Gunawan, Jenahara, Ida Royani, dan Irfan Hakim,” sebut Menperin.

Pada booth Klinik Konsultasi dan Fasilitasi terdapat Klinik Desain Merek dan Kemasan, serta Klinik Kekayaan Intelektual yang akan memberikan informasi dan konsultasi terkait dengan Kekayaan Intelektual dan kemasan bagi produk IKM. Untuk sesi webinar, akan diangkat dua tema menarik, yaitu Industri Halal dan Perkembangannya di Indonesia, serta Akses Pembiayaan Syariah

Sedangkan, talkshow akan mengangkat dua tema, yakni Fashion Business Talks dan Mengangkat Potensi Unggulan Pangan Halal Lokal melalui Inovasi. Selain itu, investor dan kalangan pengusaha dapat melakukan business matching online dalam gelaran ini.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap produk dan jasa berlabel halal semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya kesadaran terhadap kualitas, keamanan dan kesehatan produk yang dikonsumsi. 

Menurut Gati, legitnya pasar industri produk halal global ini memang tak hanya dikerubuti oleh negara dengan mayoritas muslim, seperti Indonesia dan Malaysia. Perusahaan-perusahaan dari China, Thailand, Filipina, Jepang, Korea Selatan dan Australia juga ikut berebut memproduksi barang-barang halal. “Saya yakin kita bisa mengambil bagian pasar produk halal, paling tidak sebagai pemain utama di Asia,” ujarnya. (TIA)

SHARE