Majukan Industri Halal Indonesia, Kemenkeu akan Gelar AIFC ke-7
Kemenkeu akan menggelar Annual Islamic Finance Conference (AIFC) ketujuh untuk memacu industri halal.
IDXChannel – Pemerintah terus memacu sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui industri halal. Atas hal tersebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menggelar Annual Islamic Finance Conference (AIFC) ketujuh.
Dengan populasi muslim lebih dari 230 juta jiwa dan kapasitas industri halal, mulai dari makanan dan minuman, farmasi, industri kosmetik, keuangan, hingga pariwisata, Indonesia telah menunjukkan potensi yang signifikan untuk mengembangkan ekonomi halal sebagai mesin pertumbuhan negara.
Pada tahun 2020, pasar ekonomi halal global telah mencapai USD2,30 triliun dan diperkirakan akan mencapai USD4,96 triliun pada tahun 2030 seiring dengan meningkatnya permintaan produk halal.
Persepsi halal sebagai nilai universal Islam dan kapasitas untuk melampaui bisnisnya, telah memberikan jaminan dan kepercayaan kepada pelaku industri halal (produsen) dan konsumen dalam menghadapi kondisi pasar yang menantang namun tetap kompetitif dan menguntungkan.
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Keuangan RI mengadakan Konferensi Keuangan Islam Tahunan ke-7 (7th Annual Islamic Finance Conference/AIFC ke-7) tahun 2023 dengan tema “Peran Keuangan Islam untuk Mengatasi Ketidakpastian Global melalui Ekonomi Halal dan Reformasi Struktural yang Berkelanjutan dan Inklusif”.
AIFC ke-7 yang digelar secara daring pada 29-30 Agustus 2023 ini, dirancang untuk membahas dan mengatasi sejumlah isu utama yang terkait dengan ekonomi dan keuangan halal seperti pengembangan ekosistem halal yang kuat, penguatan industri halal, dan penyaluran pembiayaan halal dalam mendukung pengembangan ekonomi halal.
“AIFC ke-7 diselenggarakan setelah pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Ke-10 (10th AFMGM) yang baru terlaksana pekan lalu di Jakarta," kata Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal Adi Budiarso lewat keterangan tertulisnya, Senin (28/8/2023).
Dia menambahkan, tema Keketuaan ASEAN Indonesia adalah Pusat Pertumbuhan (Epicentrum of Growth).
"Hal ini sejalan dengan yang kita harapkan agar AIFC ini juga dapat menghasilkan wawasan, inovasi, kolaborasi, dan strategi yang berharga tentang bagaimana mengembangkan ekonomi dan keuangan halal secara kuat sebagai sumber pertumbuhan," katanya.
AIFC ke-7 merupakan acara tahunan yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan seperti pengambil kebijakan, profesional, ekonom, akademisi, dan sektor swasta untuk membahas berbagai isu utama keuangan Islam, ekonomi dan pembangunan, di seluruh dunia khususnya di Indonesia.
Konferensi ini juga merupakan acara Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, yang dirancang untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan Islam.
Agenda AIFC ke-7
Pada hari pertama, Konferensi AIFC ke-7 akan dibuka oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu Febrio Kacaribu dan dilanjutkan dengan pidato kunci dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Acting Director General of Islamic Development Bank Institute Sami Al Suwailem mewakili Presiden IsDB yang berhalangan hadir.
Selain itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo akan memberikan kuliah tamu mengenai Proyeksi Ekonomi Islam Global 2023.
Selanjutnya, akan ada diskusi panel yang menghadirkan pembicara internasional seperti Prof. Marco Tieman, Adjunct Professor, Azman Hashim dari International Business School, UTM Malaysia, Prof. Tariqullah Khan, INCEIF Malaysia, Dr. Mohamed Eskandar Shah (PhD).
Kemudian ada Associate Professor of Islamic Finance, Hamad Bin Khalifa University (HBKU), dan Siti Aminah, M.Pd.I, Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Kepala Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar akan memberikan kuliah tamu pada hari kedua. Sedangkan sesi panel akan menghadirkan Dr. Winai Dahlan, Director of the Halal Science Center of Chulalongkorn University Thailand, Prof. Sapta Nirwandar.
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center, Arief Hartawan, Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Islam Bank Indonesia, serta Bambang Widjanarko, Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Bank Umum Syariah OJK.
Sejalan dengan konferensi ini, BKF bersama pihak terkait juga mengadakan acara call of paper (CFP) untuk memanfaatkan informasi dan wawasan berharga dari akademisi dan praktisi untuk dijadikan sumber referensi bagi para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan syariah.
CFP telah menerima 267 karya, baik nasional maupun internasional. Sebanyak dua puluh karya terbaik akan dipresentasikan bersamaan dengan seminar.
Acara ini terselenggara dengan dukungan Bank Pembangunan Islam, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Masyarakat Indonesia dapat mengikuti AIFC dengan mendaftarkan diri pada https://fiskal.kemenkeu.go.id/aifc2023/ atau melalui kanal Youtube BKF Kemenkeu RI.
(NIY)