SYARIAH

Menabung Rp1.000 Sehari, Pemulung Barang Bekas Ini Berhasil Berangkat Haji

Binti Mufarida 10/05/2025 02:00 WIB

Legiman (66), warga Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, yang berhasil berangkat ibadah haji dengan menabung Rp1.

Menabung Rp1.000 Sehari, Pemulung Barang Bekas Ini Berhasil Berangkat Haji. (Foto: Dok. Kemenag)

IDXChannel – Siapa sangka langkah kecil menabung Rp1.000 sehari bisa mengantarkan seorang pemulung barang bekas ke Tanah Suci. Seperti yang dialami Legiman (66), warga Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, yang berhasil berangkat ibadah haji.

Didampingi sang istri tercinta, Legiman akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Keduanya tergabung dalam kelompk terbang (kloter) 35 Embarkasi Solo (SOC 35).

Bersama jamaah dari Kabupaten Semarang dan Grobogan, Legiman dan istri masuk Embarkasi Solo malam ini dan akan diterbangkan ke Arab Saudi pada 11 Mei 2025.

Saat ditemui di rumahnya yang sederhana, menjelang keberangkatan, Jum'at (9/5/2025), Legiman berbagi kisah perjuangan panjangnya. “Saya mulai nabung sejak tahun 1986, seribu rupiah per hari,” kenangnya, dikutip dari laman Kemenag.

Kala itu, ia bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dengan gaji hanya Rp18.000 per bulan. Menyadari bahwa uang seribu per hari belum cukup, ia mencari tambahan dari memulung barang bekas.

“Botol plastik, kardus, apa saja saya kumpulkan. Sebulan bisa dapat tambahan 20-40 ribu, langsung saya tabung ke bank,” ujar pria yang kini dikaruniai tiga anak, tiga cucu, dan satu buyut ini.

Tahun 2012 menjadi titik balik. Saat mengecek saldo, ternyata tabungannya sudah mencapai Rp54 juta, cukup untuk biaya daftar haji dua orang. Ia pun meminta izin anak-anaknya untuk mendaftar bersama istrinya.

“Anak-anak mendukung. Besoknya langsung saya urus semua persyaratan,” tutur Legiman.

Namun harapannya sempat terkendala. Ia sempat mengira biaya itu sudah mencakup seluruh kebutuhan haji. Ternyata masih ada biaya pelunasan. Tak patah semangat, ia terus melanjutkan rutinitas menabung dan mengumpulkan barang bekas untuk mencukupi kekurangan.

Dari KUA setempat, ia diberi tahu bahwa estimasi keberangkatannya pada 2026. Tapi beberapa bulan lalu, saat mengecek ulang, ia mendapat kabar bahwa ia akan berangkat tahun ini

“Saya langsung sujud syukur. Enggak nyangka secepat ini. Rasanya kayak mimpi,” ucap Legiman dengan mata berkaca-kaca.

Kini, dengan tas koper di tangan dan doa keluarga yang mengiringi, Legiman dan istri membuktikan bahwa ibadah haji bukan hanya milik orang kaya. Dengan niat tulus, kesabaran luar biasa, dan kerja keras yang tidak mengenal lelah, sepasang suami istri itu telah menjadi tamu Allah.

“Yang penting yakin, jangan menyerah. Allah pasti buka jalan,” pesan Legiman sebelum berangkat ke embarkasi.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE