Naik 19 Kali Lipat, Jumlah Investor Pasar Modal Syariah Tembus 93.870 di Maret 2021
Kemen BUMN mencatat jumlah pengguna Shariah Online Trading System (SOTS) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 93.870 investor hingga Maret 2021.
IDXChannel - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat jumlah pengguna Shariah Online Trading System (SOTS) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 93.870 investor hingga Maret 2021.
SOTS adalah sistem transaksi saham syariah secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Jumlah penggunanya naik signifikan atau 19 kali lipat selama beberapa tahun belakangan.
Data Kementerian BUMN yang dihimpun dari anggota bursa penyedia layanan, pada 2015 jumlah investor di pasar modal syariah tercatat hanya 4.908 investor saja. Namun, hingga Maret tahun ini jumlahnya mencapai 93.870.
Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury menyebut, jumlah tersebut menunjukan peningkatan antusiasme yang tinggi dari investor di pasar modal syariah.
"Selain juga menunjukan adanya tren seperti kita lihat di pasar secara umum, dimana, terjadi pengembamgan insvestor ritel secara keseluruhan," ujar Pahala, Kamis (15/7/2021).
Sejalan dengan pertumbuhan pasar capital syariah di Indonesia, pasar saham emiten pelat merah di BEI pum menunjukan peningkatan yang cukup baik, meski Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19.
Hingga 2021, kapitalisasi pasar BUMN mencapai Rp 1,733 triliun. Jumlah tersebut merupakan total saham yang dimiliki 34 perusahaan negara yang sudah melantai di pasar modal. Ke-34 emiten tersebut terdiri dari 14 BUMN dan 20 anak perusahaan.
Pahala mencatat, kapitalisasi pasar BUMN selama 10 tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Bahkan, nilainya naik dua kali lipat.
"Sejalan dengan pertumbuhan pasar capital syariah di Indonesia, perkembangan pasar saham BUMN di BEI juga menunjukan adanya peningkatan yang cukup baik. Dimana, pada tahun 2021, jumlah BUMN yang tercatat di BEI mencapai 34 BUMN," katanya.
Pada tahun ini, pemegang saham kembali melakukan aksi korporasi dengan mencatat saham atau initial public offering (IPO). Dua akan BUMN yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan Indonesia Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
(IND)