NU Masih Gunakan Metode Rukyat Tentukan Awal Ramadan, Ini Alasannya
Nahdlatul Ulama (NU) masih menggunakan metode rukyat dalam menentukan awal Ramadan 2023 atau 1444 H.
IDXChannel - Nahdlatul Ulama (NU) masih menggunakan metode rukyat dalam menentukan awal Ramadan 2023 atau 1444 H. Pengamatan hilal dilangsungkan pada Rabu 22 Maret 2023 oleh Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).
Metode Rukyat adalah metode dengan melihat hilal (bulan) secara langsung di lapangan pada hari ke-29 atau malam ke-30 dari bulan yang sedang berjalan.
Melansir website NUOnline.com, Selasa (21/03/2023) ada dua alasan kenapa LF PBNU menggunakan rukyah hilal. Simak penjelasan berikut ini!
Pertama, untuk menentukan awal bulan hijriah menurut ukuran syara'. Di dalam keterangan yang termaktub dalam Informasi Hilal Awal Ramadan 1444 H/22 Maret 2023 yang diterbitkan dalam LF PBNU menjelaskan bahwa dalam Rukyatul Hilal tidak hanya untuk menentukan awal Ramadan atau hari Raya Idulfitri dan Idul Adha tapi untuk menentukan awal tanggal hijriah setiap bulan nya.
Rukyatul Hilal juga selaras dengan pendapat para ulama salaf, yaitu hukum nya fardhu kifayah atau bersifat wajib. Semua masyarakat harus melaksanakan nya agar gugur dosanya.
Kedua, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, dan survei dari lembaga Alvara Research Center 2016 menunjukan 64 persen Muslim di Indonesia mengikuti Rukyatul Hilal dalam penentuan hari besar Islam dengan jumlah 145 juta jiwa.
Di sisi lain, jumlah warga NU di Indonesia berkisar 90 juta orang. Maka Rukyatul Hilal yang diadakan oleh LF PBNU akan sangat di tunggu oleh sebagian besar masyarakat.
(DES/ Alya Mardiatul)