SYARIAH

Pentingnya Keseimbangan Ibadah Personal dan Sosial saat Bulan Ramadan

Nur Ichsan Yuniarto 14/03/2024 18:27 WIB

Dalam Islam, Allah mengajarkan hamba-Nya untuk melaksanakan dua jenis ibadah

Umat manusia senantiasa diperintahkan untuk melakukan Ibadah. (MNC Media)

IDXChannel - Umat manusia senantiasa diperintahkan untuk melakukan Ibadah. Ibadah yakni tunduk kepada segala perintah dan larangan Allah SWT.

Dalam Islam, Allah mengajarkan hamba-Nya untuk melaksanakan dua jenis ibadah. Ibadah yang dilakukan oleh manusia personeal langsung kepada Allah (ibadah personal), dan ibadah yang dilakukan untuk orang lain (ibadah sosial).

Hal ini tertuang dalam firman Allah SWT di Surah Al-Hajj ayat 77:

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah dan sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung,”

Jika kita pahami, pertama Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah secara personal, kemudian berdampingan dengan itu, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah sosial. Tidak menunggu memiliki harta berlimpah, kehidupan yang mapan atau sempurna. Jauh sebelum itu, Allah ingin kita mengedepankan sikap saling memberi dan berbagi.

Sebab pada dasarnya, manusia cenderung mengutamakan kepentingan diri sendiri, dan fokus pada hal yang memberikan keuntungan untuk dirinya semata. Maka karena itu, Allah terus mendorong kita untuk berbuat baik pada orang lain. Disamping itu, sebagai jembatan untuk membangun hubungan baik dengan sesama manusia.

Rasulullah bersabda, sempurnanya iman ialah ketika rasa peduli terhadap orang lain sama besarnya seperti peduli terhahadap diri sendiri. Dari hadits ini, empati adalah bagian yang penting dalam kehidupan di dunia.

Bahkan, sedekah sebagai ibadah sosial yang paling besar adalah bentuk dari empati itu sendiri. Berlaku adil kepada orang yang berselisih adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, tersenyum kepada orang lain adalah sedekah, atau menyingkirkan duri dijalan juga termasuk sedekah.

Pada prakteknya, ibadah sosial tidak hanya dilakukan dengan bersedekah, dengan harta yang kita miliki tentu skala kebermanfaatan yang kita sebarkan akan menjadi lebih luas, yakni melalui infaq, zakat dan wakaf.
 
Bayangkan jika ibadah sosial yang kita amalkan ini seperti layaknya sedang membangun terowongan yang mengantarkan kita menuju akhirat, seperti investasi yang kita lakukan kepada pemilik langit dan bumi, Allah Azza wa jallla, yang mana Allah akan mengembalikan kepada kita dalam bentuk yang lebih baik.

“Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah ayat 245)

Seorang muslim yang baik, tentu perlu menyeimbangkan ibadah personal dan sosial. Apalagi di bulan Ramadhan, waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah.

Pahalanya tidak terbatas hanya pada shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, tetapi lebih luas pada ibadah yang kita lakukan demi kemaslahatan umat. Karenanya, membantu sesama tidak hanya anjuran, tetapi sebuah kewajiban.

(Ustaz Herman Budianto, Dompet Dhuafa)

SHARE