Pentingnya Menyantuni Anak Yatim di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang introspeksi diri dan pengabdian kepada sesama.
IDXChannel - Ramadan menjadi bulan penuh berkah dan ampunan, tidak hanya memberikan umat Muslim kesempatan untuk beribadah lebih mendalam, tetapi juga merupakan saat yang tepat untuk meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu bentuk kebaikan yang seringkali dipraktekkan dalam bulan suci ini adalah menyantuni anak yatim.
Menyantuni anak yatim tidak hanya sebuah amal mulia, tetapi juga memiliki landasan hukum yang kuat dalam ajaran Islam. Dalam Islam, menyantuni anak yatim merupakan perintah yang jelas dan tegas.
Melalui Alquran Allah SWT secara tegas mengatakan bahwa anak yatim adalah sosok yang harus dikasihi, dipelihara dan diperhatikan seperti yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 220:
"Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” (QS. Al-Baqarah: 220).
Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam juga menegaskan pentingnya menyantuni anak yatim dalam sabdanya,
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya. (HR. Bukhari)
Rasulullah Muhammad SAW sendiri memberikan teladan yang kuat dalam hal ini, dengan menganjurkan umatnya untuk memperhatikan, merawat, dan memberi perlindungan kepada anak-anak yatim. Sebagaimana yang tertuang dalam salah satu hadistnya.
“Orang-orang yang memelihara anak yatim di antara umat muslimin, memberikan mereka makan dan minum, pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas).
Tidak hanya dalam konteks keagamaan, hukum juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan ini. Di berbagai negara, terdapat undang-undang dan regulasi yang mendorong dan mengatur perlindungan anak-anak yatim. Misalnya, dalam hukum keluarga, ada ketentuan yang mengatur hak-hak anak yatim dalam hal warisan dan pengasuhan.
Mengapa penting menyantuni anak yatim di bulan Ramadan? Karena bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang introspeksi diri dan pengabdian kepada sesama. Menyantuni anak yatim menjadi lebih penting dalam konteks ini karena:
1. Berkah Lebih dalam Berbagi
Amalan baik apapun dilakukan di bulan Ramadan memiliki nilai pahala yang lebih besar. Dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disebutkan:
“Allah subhanahu wata’ala berfirman, ‘Setiap amal kebaikan memiliki balasan pahala sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat kecuali ibadah puasa , karena sesungguhnya puasa itu adalah untukku dan aku yang akan membalaskan pahalanya’" (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, setiap santunan yang diberikan kepada anak yatim pada bulan suci ini akan mendatangkan berkah yang berlipat.
2. Meningkatkan Empati dan Kepedulian
Bulan Ramadan mengajarkan kita untuk merasakan kesulitan yang dialami oleh orang lain, termasuk anak-anak yatim yang kehilangan kasih sayang orang tua. Dengan menyantuni mereka, kita tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menyirami hati mereka dengan kehangatan dan kepedulian.
3. Meresapi Makna Solidaritas Sosial
Menyantuni anak yatim di bulan Ramadan juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih peduli dan saling mendukung, dimana setiap individu merasa terhubung dan bertanggung jawab satu sama lain.
Menyantuni anak yatim di bulan Ramadan bukan hanya sebuah amal kebajikan, tetapi juga kewajiban yang diamanahkan oleh Allah SWT kepada umat-Nya. Dengan menyantuni anak yatim, kita tidak hanya mendapatkan pahala besar di akhirat, tetapi juga membawa manfaat yang besar bagi kehidupan mereka di dunia ini.
Oleh karena itu, mari manfaatkan bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, dengan berbagi kebahagiaan dan keberkahan kepada anak yatim yang membutuhkan. Sebab dalam setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga membawa kebaikan kepada sesama umat manusia.
(Darul Quran)