SYARIAH

Perkembangan Ekonomi Syariah RI Masih Kalah dari Malaysia, Ekonom: Ini PR Besar

Iqbal Dwi Purnama 27/12/2024 16:25 WIB

Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dinilai belum mampu menyaingi Malaysia dalam kurun 10 tahun terakhir.

Perkembangan Ekonomi Syariah RI Masih Kalah dari Malaysia, Ekonom: Ini PR Besar. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dinilai belum mampu menyaingi Malaysia dalam kurun 10 tahun terakhir.

Ekonom Center of Sharia Economic Development (CSED) INDEF Hakam Naja mengatakan, berdasarkan laporan dari State of the Global Islamic Economy Report (SGIER), Malaysia bertengger di peringkat 1 untuk kategori perkembangan ekonomi syariah dengan nilai 193,2. Sedangkan Indonesia berada di posisi ke-3 dengan nilai 80,1 setelah Uni Emirates Arab dengan nilai 93,6.

"Itu rangking kita nomor 3, tetapi score nilainya hampir 1/3 dari Malaysia. Malaysia 193,2, Indonesia 80,1. Ini PR besar kalau kita mau mengejar Malaysia, tetangga kita yang sangat lincah dalam mengembangkan ekonomi syariah," kata Hakam dalam media briefing secara virtual, Jumat (27/12/2024).

Lebih jauh, Hakam menjelaskan, dalam survei yang dilakukan SGIER terdapat enam indikator utama yang menjadi bahan penilaian. Seperti Islamic finance, halal food, muslim friendly travel, modest fashion, media and recreation, dan Pharmaceuticals and cosmetics.

Di samping itu, Hakam menyoroti soal jumlah populasi penduduk di Indonesia yang totalnya jauh lebih besar dari Malaysia. Jumlah populasi Indonesia sebesar 281 juta, sedangkan Malaysia hanya 34 juta penduduk.

Padahal, kata dia, besarnya populasi menjadi modal awal pengembangan dan pertumbuhan industri di suatu negara.

"Jumlah penduduk Malaysia itu 1/9-nya dari Indonesia. Kita patut bangga, dari 57 negara OKI, Indonesia adalah negara dengan PDB tertinggi yaitu USD1.371,17 miliar," kata dia.

Menurut Hakam, salah satu kunci pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah dengan mendorong sektor UMKM. Sebab, jumlah UMKM di Indonesia tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia. Misal dari sisi kontribusi penciptaan lapangan kerja, UMKM di Indonesia berkontribusi 96,9 persen, sedang Malaysia baru 47,8 persen.

"Kita seharusnya sangat concern di UMKM ini, ini masa depan kita, ini yang selama ini terabaikan, saya kira kalau menggarap ini akan meloncat indah, kalau UMKM diperhatikan," kata Hakam.

(Dhera Arizona)

SHARE