Potensi Wakaf Capai Rp2.000 Triliun, Indonesia Pantas Bergelar Negara Dermawan
Nilai wakaf di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun per tahun. Masyarakat Indonesia pantas mendapat gelar negara yang paling dermawan di dunia.
IDXChannel - Potensi wakaf di Indonesia terbesar di seluruh dunia. Nilai wakaf di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun per tahun. Masyarakat Indonesia pantas mendapat gelar negara yang paling dermawan di dunia.
Hal tersebut diungkap Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Agama pada acara Rakernas BWI di Jakarta seperti dikutip dari laman Kemenag Kamis (7/8/2025).
Dia pun menyebut kesadaran orang untuk berwakaf terus mengalami peningkatan. “Ada fakta yang sangat menjanjikan, terkait perwakafan. Semangat atau gairah masyarakat untuk berwakaf tumbuh luar biasa, setiap tahun tumbuh 6 persen. Masyarakat kita sangat pemurah,” kata Kamaruddin Amin.
Dari 451 ribu titik wakaf, 9 persen bernilai ekonomi dan bisa diproduktifkan. Ada 101 kantor dibangun di atas tanah wakaf. Selain asset seperti ini, sekitar 45ribu bisa diproduktifkan. sekitar 2.000 titik sudah diproduktifkan.
"Kita sudah ada RS Mata di Provinsi Banten, sudah ada puluhan ribu masyarakat yang kita obati. Ini baru satu, kita ingin punya 1.000 RS. Kita terus kembangkan praktik baik ini di Indonesia,” katanya.
Selain aset, wakaf tunai atau wakaf uang di Indonesia potensinya juga sangat besar, mencapai Rp181 Triliun per tahun. Sementara saat ini yang berhasil dikumpulkan baru Rp3,5 Triliun.
“Tantangan dan sekaligus peluangnya dan cukup menjanjikan, adalah mengkapitalisasi potensi dahsyat ini. Kami di BWI dan Kementerian Agama sedang memulai, mengajak seluruh ASN Kemenag untuk berwakaf. Mulai 1.000, 10.000, hingga 100.000 dan tidak terbatas jumlahnya,” kata Kamaruddin.
Stakeholders Kemenag, juga sangat besar. Ada sekitar 400 ribu pegawai Kemenag, 1 juta guru, 12 juta siswa, dan 5 juta santri. Ini belum menghitung ormas, masjelis taklim, hingga total stakeholdersnya bisa mencapai 28 juta. Kemenag dan BWI terus mengambil langkah-langkah teknis untuk mengajak mereka agar mereka bisa menjadi berwakaf.
“Kita bayangkan, kalau kita semua berwakaf Rp 10 ribu saja perbulan, dengan 200 juta umat Islam, saya kira jumlahnya sungguh angat luar biasa. Wakaf ini harus menjadi instrument mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Instrument wakaf ini jika dikapitalisasi dengan baik, tidak ada orang miskin di Indonesia,” ujar dia.
Kamaruddin sangat optimistis, akan terjadi transformasi fundamental terkait perwakafan di Indonesia. Dia berharap semua pihak saling mendukung untuk meningkatkan wakaf tunai.
Bahkan, dia melaporkan kepada Ketua MPR jika pihaknya berencana merevisi UU No 14 tahun 2014 tentang Badan Wakaf.
“Paling lambat akhir bulan ini kita kirim ke DPR. Rrevisi UU Wakaf menjadi instrumental untuk meningkatkan pwrwakafan di Indonesia. Kita berharap, di masa mendatang, wakaf menjadi instumental untuk meningkatkan perwakafan kita di Indonesia. Kami dari BWI, mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah mendukung. Dengan berwakaf, kita lebih berdaya dimasa depan,” kata Kamaruddin.
(kunthi fahmar sandy)