UUS Maybank Indonesia (BNII) Kantongi Laba sebelum Pajak Rp504 Miliar di 2023
Unit Usaha Syariah PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp504 miliar pada 2023.
IDXChannel - Unit Usaha Syariah PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp504 miliar pada 2023. Angka ini tumbuh signifikan sebesar 66,8% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp302 miliar.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, pertumbuhan PBT Unit Usaha Syariah didukung oleh pendapatan operasional yang meningkat sebesar 68,9%. Hal ini sejalan dengan fokus Unit Usaha Syariah dalam mengembangkan portofolio pembiayaan dan pendapatan fee.
"Pembiayaan yang disalurkan meningkat 14,4% menjadi Rp30,24 triliun dari Rp26,43 triliun, didukung oleh pembiayaan sektor UKM, Corporate Banking, dan Green Financing pada Unit Usaha Syariah," ujarnya dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Dia menerangkan, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan solusi investasi dengan prinsip syariah, yaitu ‘Shariah Wealth Management’ di kuartal III-2023.
"Sebagai bagian dari langkah Maybank Group untuk membangun kepemimpinan di sektor perbankan Syariah di tingkat global," jelasnya.
Menurutnya, solusi ini telah mendorong pendapatan operasional berbasis biaya Unit Usaha Syariah untuk tumbuh sebesar 27,4% menjadi Rp193 miliar dari Rp151 miliar.
Pencadangan (CKPN) turun 59,6% menyusul dilakukannya pencadangan di awal yang dilakukan Unit Usaha Syariah pada tahun-tahun sebelumnya. Pencadangan tersebut turut berkontribusi pada peningkatan PBT Unit Usaha Syariah.
Total Aset Unit Usaha Syariah meningkat 2,5% menjadi Rp41,04 triliun dari Rp40,04 triliun. Peningkatan aset tersebut memberikan kontribusi pada aset Bank (standalone) sebesar 25,9% pada Desember 2023.
"Kontribusi ini merupakan yang tertinggi di industri," katanya.
Simpanan nasabah tumbuh 16,7% menjadi Rp35,07 triliun dari Rp30,04 triliun tahun sebelumnya. Ini didukung oleh peningkatan CASA sebesar 29,3% menjadi Rp18,05 triliun dari Rp13,96 triliun dengan pertumbuhan Giro sebesar 34,2% dan Tabungan sebesar 25,1%.
Deposito Berjangka tumbuh 5,9% menyusul tren pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Rasio CASA membaik menjadi 51,5% pada Desember 2023 dibandingkan dengan 46,5% pada Desember 2022.
Rasio Non-Performing Financing (NPF) membaik menjadi 2,6% (gross) dan 1,8% (net) pada Desember 2023 dari 3,0% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022. Financing to Deposit Ratio (FDR) berada pada level 84,0%.
(YNA)