Technology

Ada Insentif 3 Persen, Ini Kata Produsen soal Rencana Produksi LCGC Hybrid

M Fadli Ramadan 18/02/2025 17:05 WIB

Oleh sebab itu, muncul gagasan untuk menciptakan Low Cost Green Car (LCGC) dengan teknologi hybrid.

Ada Insentif 3 Persen, Ini Kata Produsen soal Rencana Produksi LCGC Hybrid. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah telah meresmikan aturan insentif mobil hybrid berupa potongan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen. Ini merupakan angin segar, karena mobil hybrid sedang jadi idola masyarakat Indonesia.

Meski begitu, mobil hybrid yang dipasarkan di Indonesia saat ini memiliki harga yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, muncul gagasan untuk menciptakan Low Cost Green Car (LCGC) dengan teknologi hybrid.

Head of Public Relations PT Toyota-Astra Motor (TAM) Philardi Sobari mengungkapkan, pihaknya belum mengembangkan LCGC hybrid dengan harga Rp200 jutaan. Sebab, ada banyak pertimbangan ketika menanamkan dua teknologi dalam satu mobil.

"Untuk LCGC hybrid belum ada development (pengembangan), apalagi yang harus Rp200 jutaan ya. Sekarang juga kan sudah ada kebijakan PPN nambah Rp1 juta, jadi lumayan mepet-mepet untuk mendapatkan segmen LCGC," kata Philardi dalam acara dialog industri otomotif nasional di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

Namun, Philardi menegaskan, Toyota terus berkomitmen dalam menghadirkan kendaraan elektrifikasi. Bahkan, jenama asal Jepang itu berusaha membuat seluruh lini model yang ditawarkan dengan menawarkan versi hybrid.

"Tapi, kita menegaskan untuk nantinya semua produk (Toyota) akan hybrid pada waktunya. Teknologi makin murah, cost rendah. Berharap nanti bisa berkembang ke sana. Mudah-mudahan akan ada LCGC hybrid ya," ujarnya.

Sementara itu, BYD Motor Indonesia menegaskan pihaknya juga tertarik untuk menjual mobil listrik harga Rp200 jutaan. Tapi, hal tersebut masih sulit dilakukan karena biaya untuk pengembangan mobil listrik cukup besar.

"Hampir semua brand kalau bisa masuk ke market BEV LCGC di bawah Rp200 juta, siapa yang enggak mau. Tapi yang mesti kita lihat aspek pendukung untuk mencapai certain level, pricing. Biaya R&D itu enggak murah," kata Head of Government and PR PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan.

Untuk mencapai titik tersebut, Luther mengungkapkan setiap brand harus meningkatkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sehingga, harga mobil listrik bisa ditekan yang membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan kendaraan ramah lingkungan.

"Dari sisi lokalisasi, kita perlu mencapai titik yang cukup tinggi untuk mendapatkan harga yang kompetitif. Untuk mencapai level itu, dibutuhkan waktu dan volume produksi yang tepat. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi berbagai pihak untuk mewujudkan pasar yang ideal," katanya.

(Dhera Arizona)

SHARE