Technology

Ada Keterlibatan China, Ban Canggih Buatan Pirelli Terancam Tak Bisa Dijual di AS

Ibnu Hariyanto 28/05/2025 17:10 WIB

AS memperingatkan produsen ban asal Italia, Pirelli terkait potensi pembatasan penjualan kendaraan yang menggunakan teknologi ban canggih buatannya.

AS memperingatkan Pirelli terkait potensi pembatasan penjualan kendaraan yang menggunakan teknologi ban canggih buatannya. (foto: Tyres Business)

IDXChannel- Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan produsen ban asal Italia, Pirelli terkait potensi pembatasan penjualan kendaraan yang menggunakan teknologi ban canggih buatannya. Peringatan ini muncul karena ada dugaan keterlibatan investor China di Pirelli.

Dilansir Channel News Asia, Rabu (28/5/2025), Pirelli saat ini mengembangkan teknologi Cyber Tyres. Produk ini merupakan ban yang dapat mengumpulkan dan mengirimkan data kendaraan secara real-time. 

Namun, keterlibatan perusahaan milik China yang menguasai 37 persen saham Pirelli, Sinochem membuat teknologi ini menjadi sorotan otoritas AS. AS sedang memperketat regulasi terhadap penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras buatan China di industri otomotif. 

Mulai tahun produksi 2027 larangan terhadap perangkat lunak akan diberlakukan. Setelah itu diikuti oleh larangan terhadap perangkat keras pada 2029.

Surat informal dari Departemen Perdagangan AS menyampaikan produsen mobil yang menggunakan ban dengan teknologi Pirelli kemungkinan perlu mengajukan izin khusus untuk dapat menjual kendaraannya di AS. Tentu aturan ini akan menyulitkan ekspansi bisnis Pirelli di pasar Amerika Utara.

Masalah ini muncul di tengah perselisihan internal antara Pirelli dan pemegang saham terbesarnya, Sinochem. Pemegang saham kedua terbesar, Camfin menilai dominasi China dalam manajemen Pirelli telah menghambat pertumbuhan perusahaan di pasar Amerika.

Saat ini, sekitar seperempat pendapatan Pirelli berasal dari kawasan Amerika Utara. Pirelli memiliki jaringan produksi yang tersebar di Meksiko, Amerika Selatan, dan Eropa.

Ketegangan ini menambah daftar panjang hambatan geopolitik dan regulasi yang kini dihadapi industri otomotif global, terutama terkait penggunaan teknologi yang berhubungan dengan China.

SHARE