AI Diyakini akan Gantikan Sales Mobil di 2025
Johan Sundstrand, CEO Phyron, memprediksi hal itu bakal terjadi sangat cepat yakni di 2025.
IDXChannel - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) diyakini bakal menggantikan posisi sales mobil.
Johan Sundstrand, CEO Phyron, memprediksi hal itu bakal terjadi sangat cepat yakni di 2025. Dia mengatakan kecerdasan buatan akan memiliki kemampuan jual yang sama baiknya dengan sales mobil.
Bahkan bisa dikatakan pemahaman kecerdasan buatann soal mobil yang dijual akan jauh lebih komplet. Hal itu didasari pada pengembangan teknologi AI buatan mereka yang diwujudkan dalam bentuk video. Video tersebut berisi berbagai informasi soal produk otomotif.
Menariknya video tersebut bisa disesuaikan dalam 22 bahasa, jenis dan warna suara. Dari situ ternyata video AI mampu menjual mobil lebih tiga hingga lima unit lebih cepat dibanding sales mobil.
"Hanya masalah waktu kecerdasan buatan akan mampu menjual mobil lebih baik dari sales mobil. Kami pikir hal itu akan terjadi pada 2025 dengan kondisi teknologi yang sangat cepat seperti sekarang," ucap Johand Sundstrand.
Dia mengatakan kecerdasan buatan itu akan memudahkan penjual mobil karena bisa melakukan pengaturan secara komprehensif. Mereka tidak hanya bisa memasukkan segala informasi atau data teknis mobil tapi juga bisa menambahkan informasi lain seperti informasi resmi dari produsen mobil, menampilkan iklan mobil, hingga mengatur konfigurator mobil jika diinginkan oleh konsumen.
Hal itu justru sulit diimbangi oleh sales mobil yang ada saat ini. Apalagi tidak bisa dipungkiri kebanyakan sales mobil yang ada hanya memiliki kemampuan persuasi ketimbang memahami produk yang mereka jual secara mendalam.
Sebelumnya Yudi Hamka, Presiden Director of MNC Kapital Indonesia saat menjadi pembicara Masa Depan Jurnalisme Ai yang digelar oleh iNews Media Group di MNC Financial Center, Kamis (3/8/2023) ini. Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo itu Yudi Hamka mengatakan masyarakat memang harus menerima fakta bahwa kecerdasan buatan akan menghilangkan sejumlah pekerjaan.
Hal itu terjadi karena seiring waktu kecerdasan buatan akan semakin pintar. Masyarakat juga tidak akan bisa membendung gelombang teknologi baru tersebut.
"Jadi pekerjaan-pekerjaan seperti penterjemah dan sekretaris itu memang akan menghilang. Hanya saja nantinya justru akan muncul 40 juta pekerjaan baru di masa itu," jelas Yudi Hamka.
Hanya saja lahirnya 40 juta pekerjaan baru itu tidak akan muncul secara natural. Menurut dia puluhan juta pekerjaan baru itu baru bisa muncul jika masyarakat berupaya meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi era kecerdasan buatan.
Masyarakat diharapkan bisa menemukan inspirasi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mereka. Dari situ baru akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang justru tidak akan tergilas oleh kecerdasan buatan.
"Kita harus bisa mengadopsi dengan cepat upaya ini akan bisa jadi bagian 40 juta pekerjaan baru itu. Jadi terima saja era teknologi ini dan temukan skill-skill baru yang bisa meningkatkan potensi kita," harapnya.
(SAN)