Biaya Langganan Bulanan Internet Starlink Tembus Jutaan Rupiah
Kementerian Komunifikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut Starlink telah memenuhi dua izin syarat beroperasi di Indonesia.
IDXChannel - Kementerian Komunifikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut Starlink telah memenuhi dua izin syarat beroperasi di Indonesia. Perusahaan milik Elon Musk ini bahkan akan segera menggelar uji coba di Indonesia. Lalu berapa biaya langganan starlink di Indonesia?
Starlink menawarkan kecepatan dan jangkauan yang mengagumkan dibandingkan dengan alternatif lainnya. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, kecepatan Starlink mencapai 200 mbps, jauh melebihi rata-rata 20.85 mbps di Indonesia.
Heru menegaskan bahwa Starlink tidak murah. Untuk menggunakan Starlink, pengguna harus membayar sekitar USD150-200 (Rp2,3 - Rp3,07 juta) untuk pemasangan alat penerima sinyal. Pengguna juga akan dikenakan biaya bulanan sekitar Rp2,3 - Rp3,07 juta untuk menikmati internet super cepat dengan kecepatan 200 mbps.
Meskipun mahal, kecepatan yang luar biasa ini sangat menarik. "Kalau untuk individu kemungkinan kurang tepat karena rata-rata untuk biaya yang dikeluarkan keluarga di Indonesia sekitar Rp150 ribu sampai Rp300-an ribu. Jadi menggunakan starlink tidak bisa dikatakan murah," kata Heru.
Tingginya biaya itu sebanding dengan kecepatan internet yang sangat tinggi. Kecepatan hingga 200 mbps bisa diakses oleh pengguna, dan kecepatan ini dapat meningkat seiring dengan penambahan satelit di orbit. Teknologi Starlink cocok untuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), terutama bagi perusahaan dengan operasi di sana.
Starlink Kantongi Izin
Pemerintah menyebut Starlink telah memenuhi dua izin syarat beroperasi di Indonesia. Perusahaan internet milik Elon Musk itu sudah membangun hub dan memenuhi standarisasi perangkat dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika.
Kabar tersebut disampaikan Direktur Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Wayan Toni Supriyanto. “Jadi mereka ada kemungkinan sudah comply untuk VSAT. Untuk internet (ISP) dia harus bekerja sama dengan NAP, mungkin belum selesai perjanjian kerja sama,” ujar Wayan Toni dalam keterangan resmi Kominfo.
Dirjen Wayan Toni menyatakan rentan waktu uji coba merupakan kebijakan pihak Starlink. “Kemungkinan sebelum lebaran atau setelah lebaran. Nanti diharapkan uji coba untuk penggunaan satu ground segment-nya menggunakan layanan mereka,” jelasnya.
(DKH)