Technology

Bos IMF Khawatir Teknologi AI Tingkatkan Kesenjangan Ekonomi

Wahyu Dwi Anggoro 15/01/2024 07:30 WIB

Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan dampak perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) terhadap para pekerja di seluruh dunia.

Bos IMF Khawatir Teknologi AI Tingkatkan Kesenjangan Ekonomi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan dampak perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) terhadap para pekerja di seluruh dunia. Negara-negara mungkin perlu meluncurkan jaring pengaman sosial baru untuk melindungi orang-orang yang pekerjaannya tergantikan AI.

“Jika kita tidak mengembangkannya secara bijaksana sehingga kesenjangan meningkat secara signifikan hal ini dapat merusak tatanan sosial dan berakibat sangat tidak baik bagi dunia,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva kepada Yahoo Finance Live, Senin (15/1/2024).

“Jaring pengaman sosial di era kecerdasan buatan adalah hal krusial," lanjutnya.

Baru-baru ini, IMF merilis studi mengenai dampak perkembangan tekbologi AI terhadap perekonomian global. Menurut laporan tersebut, sekitar 40% lapangan kerja global terpapar AI.

Di negara-negara maju, sekitar 60% pekerjaan terpapar AI, sementara angkanya mencapai 40% di dunia berkembang dan 26% di negara-negara berpendapatan rendah.

“Generasi yang lebih tua mungkin memerlukan lebih banyak dukungan untuk mengejar ketertinggalan di dunia baru ini,” tambah Georgieva.

IMF bukanlah satu-satunya pihak yang bisa menyuarakan kemungkinan guncangan perekonomian akibat AI.

Dalam penelitiannya tahun lalu, para ekonom Goldman Sachs menemukan bahwa kemajuan AI dapat menyebabkan 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia terkena otomatisasi. Mereka memproyeksikan bahwa sekitar dua pertiga pekerjaan di Amerika Serikat (AS) terkena otomatisasi akibat perkembangan AI. (WHY)

SHARE