BYD Luncurkan MPV Hybrid Seharga Rp600 Jutaan, Bersaing dengan Alphard
BYD resmi meluncurkan MPV (Multi Purpose Vehicle) terbarunya dengan model yang lebih premium. Mobil yang diberi nama BYD Xia itu dijual seharga Rp600 jutaan.
IDXChannel - BYD (Build Your Dreams) resmi meluncurkan MPV (Multi Purpose Vehicle) hybrid terbarunya dengan model yang lebih premium. Mobil yang diberi nama BYD Xia itu dijual seharga Rp600 jutaan.
BYD Xia meluncur pada ajang Chengdu Auto Show 2024, yang akan dijual di China terlebih dulu untuk tahap awal. Namun, belum diketahui kapan mobil tersebut akan dipasarkan di luar China.
Melansir Carnewschina, BYD Xia secara dimensi memiliki panjang 5.145 mm, lebar 1.970 mm, dan tinggi 1.850 mm, serta jarak sumbu roda 3.045 mm. Artinya, mobil ini sedikit lebih panjang dan lebar dari Toyota Alphard.
Secara tampilan, BYD Xia juga memiliki desain yang sederhana tapi tetap menampilkan kemewahan. Bagian depannya menampilkan gril yang cukup lebar berbentuk trapesium yang menyerupai desain milik Alphard.
BYD mempertahankan desain Dragon Face pada mobil terbarunya dengan elemen berlapis krom dan lampu utama yang memanjang. Hal itu juga diterapkan pada lampu belakang yang menyambung dengan dibuat sederhana.
Sayang, BYD belum mengungkap tampilan interior Xia. Meski ada beberapa gambar yang beredar mengungkapkan bagian dalam mobil tersebut. Di mana terlihat layar entertainment yang cukup besar dengan dasbor yang sederhana tanpa banyak tombol.
Soal performa, BYD Xia dikabarkan bakal mengusung mesin berteknologi hybrid. MPV ini akan menggunakan mesin berkode BYD472ZQB 1,5 liter turbocharge. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga hingga 154 hp, dan jika digabung dengan motor penggerak tenaganya bisa tembus 268 hp.
Terkait fitur keamanan, MPV dari BYD ini akan dibekali sistem ADAS DiPilot dan sistem kokpit DiLink 150. Selain itu, suspensinya mengadopsi sistem elektromagnetik DiSus-C dengan tingkat kelembutan yang dapat disesuaikan.
BYD Xia kabarnya akan dibanderol dengan harga mulai 300.000 yuan atau sekitar Rp656 jutaan. Harga tersebut ditawarkan untuk konsumen China, kemudian akan dipasarkan di berbagai negara lain dengan harga yang menyesuaikan pajak dari negara tersebut.
(Febrina Ratna)