BYD Ungkap Alasan Pakai Baterai LFP Ketimbang Nikel
BYD menjadi salah satu produsen mobil listrik yang memproduksi dan menggunakan baterai jenis LFP.
IDXChannel – Baterai mobil listrik menjadi perbincangan hangat dalam beberapa pekan terakhir. Terutama terkait keunggulan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP).
Baterai LFP memang tidak menggunakan bahan baku nikel karena memanfaatkan material besi dalam strukturnya. Hal tersebut membuat baterai jenis ini memiliki ongkos produksi yang jauh lebih murah dan diklaim lebih aman ketimbang yang menggunakan nikel.
Saat ini, BYD menjadi salah satu produsen mobil listrik yang memproduksi dan menggunakan baterai jenis LFP. Tiga mobil yang sudah resmi diperkenalkan untuk pasar Indonesia, Dolphin, Atto 3, dan Seal, menggunakan baterai LFP.
Kepala Marketing dan Komunikasi PT BYD Motor Indonesia Luther T Pandjaitan mengaku tak ingin menanggapi terlalu jauh mengenai problematika penggunaan baterai LFP dan atau baterai lithium ion NCM (nikel, kobalt, mangan).
“Pertama gini saya ngomongnya di level distribusi saya enggak ngomongin material, tapi saya terima sudah jadi. Saya percaya betul sebagai brand EV terbesar dunia sudah melalui mekanisme cukup komprehensif sampai menjadi sebuah kendaraan,” kata Luther kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Luther menegaskan, BYD sudah memperhitungkan secara matang penggunaan baterai LFP pada setiap model mobil listriknya. Dikatakannya, baterai jenis ini memiliki keunggulan yang tak mudah terbakar ketimbang baterai dengan nikel dan kobalt.
“Saat ini LFP masih paling aman, tapi point of view kita masih customer kan. Tapi ke depan enggak tahu point of view seperti apa. Dan jika kita di Indonesia masih menggunakan material (nikel) itu agak jauh (untuk saya tanggapi) karena saya terima sudah jadi mobil. Mungkin diskusi itu harus G2G (pemerintah ke pemerintah),” ujarnya.
(YNA)